Mind
Acha Septriasa pregnancy Story
Aktris cantik Jelita Septriasa atau juga dikenal sebagai Acha Septriasa, saat ini sedang mengandung anak pertamanya bersama sang suami, Vicky Kharisma. Kendati sedang hamil 19 minggu, Acha tak berhenti total dari profesinya sebagai aktris. Acha masih menjalani syuting film dan berbagai kegiatan lainnya. Bahkan, Acha masih bolak-balik Jakarta – Australia, yang kini jadi kediaman tetapnya setelah menikah.
Seperti layaknya para calon mama lainnya, Acha juga mengalami berbagai perubahan selama hamil lho, Mams. Yuk, simak wawancara Smart Mama dengan Acha tentang kehamilannya!
Di kehamilan pertama ini, darimana saja Acha mencari informasi mengenai kesehatan kehamilan dan ilmu parenting lainnya?
Selain dari buku dan internet, saya juga suka mencari informasi mengenai kehamilan dan ilmu parenting dari berbagai talkshow dan seminar. Jadi tak hanya sebagai pendukung acara saja, namun saya juga sekaligus belajar langsung dari ahlinya dan juga dari sharing pengalaman para mama yang lain. Dengan mengikuti seminar, saya juga bisa bertanya langsung kepada para dokter apabila ada hal-hal yang kurang jelas dan bisa menyaring informasi-informasi dari internet yang manakah yang bisa saya percaya.
Tentunya selama kehamilan Acha disarankan beberapakali melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Nah, saat berkonslutasi, siapakah yang lebih aktif bertanya?
Dibandingkan saya, suami saya lebih ‘bawel’! Semua pertanyaan saya sudah diwakili sama dia. kalau saya sedang sendiri, tentunya saya juga banyak bertanya. Tapi kalau suami sedang berhalangan dan saya diantar oleh mama saya, maka sayalah yang lebih aktif bertanya mengenai kesehatan kehamilan.
Hal apa yang menjadi fokus Acha saat menjalani kehamilan?
Saya berusaha mencari tahu bagaimana caranya menjaga kesehatan atau menghindari hal-hal tak diinginkan selama kehamilan dengan aktivitas saya yang seperti ini. Mengingat, di usia 9 minggu kehamilan saya masih syuting film selama 2 minggu, dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam. Saya berusaha mencari tahu apa yang harus saya lakukan agar tubuh saya tidak mudah merasa lelah dan asupan apa yang baik bagi janin saya. Dan bagaimana agar saya tak mudah sakit. Karena menurut dokter saya, ibu hamil itu tidak boleh sakit dan harus bisa berkomitmen dengan kesehatan tubuhnya. Jadi ibu hamil harus bisa menjaga tubuhnya lebih protektif. Seperti mengenakan masker diantara orang-orang yang merokok misalnya. Jangan berharap mereka yang akan memaklumi kita tapi kita yang harus menjaga diri kita sendiri. Karena kita yang hamil jadi kita juga yang harus aware.
Apakah ada sharing dan nasehat dari orang tua?
Selama hamil selain dapat banyak advice dari dokter, saya juga dapat advice dari mama saya. Mama mengatakan bahwa saat melahirkan ya melahirkanlah secara natural, ikuti kata hati dan tubuh saya. Mama saya juga selalu mengajarkan saya untuk mengenali diri saya sendiri. Kalau saya merasa capek berdiri ya saya duduk, kalau saya lelah berjalan ya berhenti berjalan, kalau saya merasakan kontraksi ya sejajarkan kaki saya dengan perut supaya tekanan darah lancar. Karena orang hamil itu kan banyak aliran darahnya yang tersumbat. Itu juga yang menyebabkan ibu hamil tidak boleh sering-sering naik pesawat karena harus menekuk kakinya selama berada di pesawat.
Untuk pola makan, apakah ada yang berubah selama masa kehamilan?
Saya menghindari telat makan karena saya punya maag dan kalau saya tidak makan dan terkena angin, saya pasti pusing. Pola makan saya mengikuti apa yang diinginkan tubuh saya. Kalau lagi mau makan ikan atau cumi ya saya ikuti, kalau tidak ya saya juga tidak memaksakan. Saya bisa seharian makan cumi, tapi besoknya saya malah eneg dan sama sekali tidak ingin makan cumi. Kalau sudah begitu, ya saya akan makan daging.
Yang penting saya tidak jajan sembarangan. Makanan yang saya makan harus tanpa pengawet, bebas MSG dan harus fresh, makanan yang begitu selesai dimasak langsung saya makan. Dan ini juga bisa menghindari rasa mual. Saya juga mengonsumsi vitamin khusus ibu hamil dengan bahan natural yang tidak terlalu banyak proses kimia sehingga aman untuk ibu hamil.
Apakah Acha mengalami ngidam?
Saya ngidam donat gula dan popcorn. Suatu waktu saya pernah ingin makan donat gula di jam 00.30 dini hari. Saya pun minta suami saya lari ke supermarket yang untungnya kalau malam minggu supermarket disana (Australia) buka sampai jam 2 malam. Tadinya dikira habis, tapi beruntungnya, yang namanya keinginan ibu hamil ya, ternyata masih ada beberapa donat gula yang terselip diantara donat-donat yang lain. Vicky pun membeli 1 plastik dan semalaman saya makan donat tersebut. Saya juga suka ingin makan popcorn yang ada di bioskop. Jadi walaupun tidak lagi nonton film di bioskop, suami khusus ke bioskop untuk sekedar beli popcorn. Bukannya ngerjain, tapi hal-hal ini membuat saya ‘happy’ dan menikmati jadi istri dan ibu hamil yang sempat mengerjai suaminya. Haha..
Selain ngidam, mual muntah juga lazim dialami oleh hampir setiap calon mama. Bagaimana dengan Acha, bagaimana menghadapi kondisi ini?
Bagaimana menghadapi rasa mual dan ingin muntah itu tergantung dengan makanan dan minuman yang kita konsumsi di pagi hari. Dokter saya menyarankan agar di pagi hari begitu kita bangun, kita sebaiknya minum air yang dingin sekali atau air putih maupun teh yang hangat sekali. Dijamin selama 24 jam mual muntahnya akan berkurang.
Dalam hal olahraga, apakah selama hamil Acha tetap berolahraga?
Suami saya suka berolahraga lari. Saat suami saya lari, saya ikut kelas yoga di taman. Dan karena apartemen saya dekat pantai, biasanya saya juga berjalan kaki ke pantai untuk berenang. Dengan berenang di pantai saya juga bisa mendapatkan vitamin D dari sinar matahari secara langsung. Saya sangat menikmati kehamilan saya dengan ‘happy’.
Bagaimana dengan sikap suami dengan kehamilan ini?
Suami saya santai banget, tidak mau repot dan bisa menenangkan saya. Kalau saya panik merasa gimana-gimana dengan perut saya yang bergerak-gerak atau hal lainnya, dia akan menenangkan dengan berkata kalau ‘Alaah, itu biasa aja’, jadi dia tidak mau memanjakan saya. Paling Vicky akan mengingatkan saya tentang jam tidur, tidak boleh ada rokok di sekitar set lokasi syuting, jam 10 malam harus sudah di hotel. Saya pun disediakan hotel di sebelah set lokasi syuting. Jadi kalau mau tidur, istirahat atau sholat, saya tinggal ke hotel.
Dimana rencananya Acha akan melahirkan, dan apa pertimbangannya?
Rencananya saya akan melahirkan di Australia. Pertama, pertimbangannya adalah karena saya ingin melahirkan normal. Sebenarnya sama halnya dengan banyak dokter di Indonesia, dokter-dokter di Australia sangat pro persalinan normal. Mereka mendukung para calon mama dengan kehamilan sehat untuk melahirkan secara normal.
Yang kedua adalah masalah pendidikan. Begitu saya tahu kalau saya sedang hamil 3 minggu, saya langsung berpikir anak saya ini nantinya akan tumbuh dimana? Saya pun berdiskusi dengan suami mengenai berapa lama ia akan bekerja di Australia. Vicky merupakan permanent worker di Australia dan ia sudah berkomitmen setidaknya akan bekerja selama 8 tahun disana. Saat ini Vicky sudah menjalani 2 tahun, maka dengan tersisa 6 tahun lagi, maka saya asumsikan anak saya akan bersekolah di Australia. Dan karena biaya pendidikan international school disana sangat tinggi kalau kita bukan warga negara sana atau permanent worker, maka itu juga jadi pertimbangan saya untuk melahirkan disana. Paling tidak dalam 10 tahun dia bisa menjadi warga negara Australia dan mengenyam pendidikan di Australia dengan biaya yang bisa lebih ringan.
Kalau begitu apakah Acha akan meninggalkan dunia entertainment?
Saya tidak meninggalkan dunia entertainment sebenarnya. Karena saya dan suami memang berkomitmen untuk berusaha saling bahu membahu demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Selama menikah kami berdua sama-sama saling beradaptasi dengan gaya hidup pasangan. Gaya hidup saya itu kadang-kadang karena merasa dapat uangnya cepat, jadi saya sering merasa kalau pleasure is everything, yang penting saya happy. Tapi kalau buat suami tidak seperti itu. Semua dollar yang ada itu berarti dan harus diperhitungkan. Disini saya jadi berpikir, bisa tidak nih saya mengurus keuangan? Nah dari situ saya jadi belajar dan lebih mikir 2 kali untuk konsumtif. Sekarang ini saya juga berusaha untuk menomorduakan kepentingan saya bersenang-senang dan lebih mendahulukan kepentingan keluarga.
Setelah melahirkan nanti, apakah Acha berniat menggunakan bantuan baby sitter?
Tidak, saya akan rawat anak saya sendiri. Supaya bondingnya lebih kuat, apalagi kami ini keluarga kecil, saling bahu-membahulah. Lagipula di Australia, para suami yang istrinya melahirkan akan mendapat cuti selama 7 minggu. Pemerintah Australia meyakini bahwa ibu yang melahirkan sangat membutuhkan figur suami sebagai seorang papa. Bahkan, kalau para suami belum pernah menggunakan cuti ini, mereka bisa dapat mengambil cuti hingga 21 minggu.
Mengenai metode persalinan, saat ini metode persalinan gentle birth banyak dianut oleh para calon mama saat melahirkan bayinya. Bagaimana dengan Acha?
Saya cari yang aman, dan sesuai dengan saya. Kalau menurut teman-teman saya yang sudah melakukannya, menurut mereka memang gentle birth itu membuat mereka secure karena kita melahirkan sesuai dengan keinginan Si Bayi. Dan baik itu water birth ataupun melahirkan biasa sebenarnya kita memang juga tetap harus gentle birth kan? jadi saya mengutamakan apa yang keluarga saya sudah pernah lalui sebelumnya, yaitu persalinan normal. Jadi apapun itu saya semangat melahirkan secara normal, tapi kalau memang harus caesar ya sudah tidak apa-apa.
Adakah tip persiapan kehamilan dari Acha?
Sebenarnya saya tidak expect akan langsung hamil karena beberapa hari setelah menikah, saya mendapat haid. Jadi saya berpikir kalau tak akan semudah itu saya akan hamil. Namun kenyataannya saya justru langsung hamil. Saya kira kehamilan saya yang sangat cepat karena pengaruh makanan yang saya konsumsi saat bulan madu. Selama bulan madu, saya banyak makan buah-buahan tinggi vitamin seperti kiwi, berries, dan raspberry. Saya juga makan ikan-ikan berprotein tinggi. Jadi saya rasa, asupan makanan sehat itulah yang bisa membuat saya cepat hamil. (Tammy Febriani/KR/Photo: Dok. Acha Septriasa by @arieforyuan dan @isoandco)