Health
Normalkah ASI ‘Bocor’ Saat Hamil?
Q: Hai Smart Mama,
Saat ini saya sedang mengandung anak pertama saya. Memasuki trimester akhir kehamilan, saya mendapati payudara saya mengeluarkan cairan kekuningan. Apakah ini ASI? Dan wajarkah ini terjadi selama kehamilan?
Anggia, 25 tahun, hamil 30 minggu.
A: Hai Mom Anggia,
Sebelumnya, selamat atas kehamilannya, ya! Cairan bening ataupun kekuningan yang keluar dari payudara Anda menandakan bahwa tubuh Anda sedang mempersiapkan masa menyusui. Kondisi ini wajar dialami oleh calon mama, dan cenderung terjadi menjelang akhir trimester ketiga. Walau begitu, tidak menutup kemungkinan hal ini bisa terjadi kapan saja setelah kehamilan memasuki usia 16 minggu.
Cairan yang mom Anggia lihat disebut kolostrum, yang merupakan susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu di tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum mengandung protein tinggi dan mengandung antibodi yang melindungi bayi Anda terhadap infeksi selama beberapa hari pertama hidup di dunia. Anda tidak akan bisa menghentikan kebocoran ini, Mams. Namun Anda akan dapat merasakan perbedaannya saat akan terjadi kebocoran. Payudara jadi terasa lebih berat saat payudara menerima rangsangan (seperti saat Anda berhubungan seks), dan itu bisa jadi pemicu keluarnya kolostrum tadi. Bila Anda tak merasa nyaman dengan bra dan pakaian yang jadi basah dan berbekas, maka Anda bisa menggunakan nursing pad yang akan meresap kebocoran tadi, dan menggantinya secara berkala agar tetap nyaman.
Namun, bila cairan yang keluar berwarna kemerahan, maka segera hubungi dokter kandungan Anda ya, Mams. Seringkali hal ini memang tidak perlu dikhawatirkan karena merupakan proses alami yang dialami tubuh untuk mempersiapkan masa menyusui. Dalam banyak kasus, hal itu akan hilang setelah melahirkan dan tidak mengganggu kemampuan Anda untuk menyusui. Namun jika tidak mereda dalam beberapa bulan setelah bayi Anda lahir, dokter Anda mungkin akan melakukan beberapa tes untuk menemukan penyebabnya. Tapi sebelum Anda khawatir, ketahuilah bahwa 90 persen cairan bercampur darah yang keluar terus-menerus ini bisa jadi disebabkan oleh infeksi atau adanya pertumbuhan kelenjar atau jaringan jinak, dan bukan merupakan kanker. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)