Mind

5 Alasan Para Mama Baru Stres & Cara Mengatasinya

By  | 
As a new mama, you’ll learn to lower your expectations about what you can accomplish in a day. Some days, it will be all you can do to keep the baby safe, warm, and fed. And that will be enough.

Kondisi tersebut rasanya lebih tepat bila digambarkan setelah Si Kecil tidak lagi menjadi anak bayi ya, Mams. Tetapi bagaimana dengan Anda yang kini tengah menjalani fase sebagai mama baru? 3 dari 5 mama mengaku stres (meskipun tidak sampai merasakan baby blues) selama sekurang – kurangnya 3 bulan setelah anak pertama lahir. Nah, bagaimana dengan Anda?

Perubahan fisik dan hormonal setelah melahirkan hingga panik saat merawat bayi baru lahir yang membutuhkan tenaga serta waktu tak terhingga berperan besar dalam menciptakan kondisi tidak nyaman yang berujung stres. “Respon bayi sih yang saat itu membuat saya panik dan akhirnya stres. Karena dia tidak bisa bicara, kan, jadi saya terkadang nggak paham apa yang diinginkan,” ujar Shelvy Yusuf, mama dari Rico Adis (3 th). Berikut adalah beberapa hal yang kerap menjadi penyebab stres utama para mama baru:

1. Bayi terus menangis
Tidak mengerti alasan, termasuk bagaimana menenangkannya selain dengan menggendong/menyusui merupakan alasan utama yang seringkali membuat para mama baru (termasuk Anda?) merasa stres. Melalui buku “Heading Home with Your Newborn: From Birth to Reality”, dokter anak Jennifer Shu ? Laura A. Jana mengungkapkan bahwa sangat wajar para mama baru belum terbiasa dengan cara menangani tangis anak. Yang perlu diingat adalah bahwa tidak apa – apa jika Anda tidak langsung merespon dengan segera. Atur nafas, tenangkan diri, dan cari jalan keluarnya. Apakah dengan menggendong, memeriksa keadaannya, atau menyusui.

buku inside

2. Kurang Tidur
Kewajiban Anda menyusui setiap 2 jam sekali dan ia yang terus terbangun ketika tengah malam seringkali membuat kondisi fisik menjadi sangat lelah. Jika tubuh kurang istirahat, dapat dipastikan akan menyebabkan kelelahan dan stres. Karena ketika tidur, tubuh akan memperbaiki kinerja otot dan melakukan pembaharuan sel. Sebisa mungkin, tidurlah selagi Si Kecil juga terlelap ya, Mams.

3. Lelah Menyusui

Aliran ASI yang belum lancar, puting terluka, atau pelekatan yang tidak sempurna membuat fase awal menyusui terasa berat. Yakinkan diri bahwa Anda mampu melakukannya. Minta bantuan pasangan untuk menyediakan konsumsi makanan bergizi seimbang sehingga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus aliran ASI dari payudara. Jangan hanya membaca success story para mama yang berhasil menyusui, pelajari juga sharing mereka yang masih berjuang menyusui bayinya secara eksklusif. Cara ini diyakini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri Anda.

Tired Parents Cuddling Twin Baby Daughters In Nursery

4. Rumah Berantakan
Tidak sempat mengurus ini itu selain bayi? Bahkan, memberikan waktu khusus untuk beristirahat bagi diri sendiri saja rasanya masih belum bisa, apalagi mengurus rumah. Tidak apa – apa, Mams. Untuk mengatasi hal ini, sebisa mungkin komunikasikan keberatan Anda kepada pasangan dan biarkan ia membantu. Layanan laundry dan cleaning home service melalui aplikasi online kini dapat dimanfaatkan.

5. Tidak Ada Bantuan
Tinggal jauh dari orangtua/keluarga mertua, pasangan harus kembali bekerja dan kini Anda harus mengurus bayi seorang diri? Cerita ini juga kerap menjadi masalah utama yang sering dihadapi para mama baru, “Saya sempat menangis karena kelelahan. Tepat pada usia 8 bulan kehamilan, suami saya mendapat tugas untuk pindah ke Kalimantan. Sementara itu, keluarga saya tidak ada yang bisa hadir karena Papa sedang sakit. Saya minta suami pulang saat jam istirahat siang dan menemani. It helps,” ungkap Rina Dewanti, mama dari Akhsan Soesetyo (5 th). Jika Anda mengalami hal yang sama, segeralah bergabung dengan komunitas sesama mama atau sering – sering memanfaatkan waktu untuk menghubungi keluarga dengan video call/skype.

Yang paling utama, jangan lupa untuk menurunkan ekspektasi ya, Mamas. Sudah pasti Anda tidak akan bisa melakukan segala hal dengan sempurna. Mari berharap dapat melewati satu hari berikutnya dengan baik, sudah cukup. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com/various)

Shares