Career
Smart Mama Story : Windy Dhanutirto dan Animal Kingdom, JumbaJamba
Kali ini Smartmama berkesempatan berbincang dengan pendiri kerajaan binatang, JumbaJamba. Simak ya, Mams.
1. Smartmama (SM) : Sejak tahun brapa mba windy membuat JumbaJamba? Idenya bermula dari mana?
Windy : Bisnis JumbaJamba didirikan awal 2011 secara tidak sengaja. Kebetulan setelah 10 tahun berkarir di advertising agency saya memutuskan untuk berhenti dan mendirikan bisnis toko buku anak-anak dengan teman. Sementara menunggu bisnis tersebut tereralisasi saya iseng membuat bantal berbentuk burung hantu dan ternyata ada beberapa teman yang berminat memesan untuk anaknya. Disitulah awal mula dari bisnis JumbaJamba.
Yang pertama saya lakukan adalah memikirikan siapa target audience JumbaJamba, insight untuk brand communication dan brand concept. Produk JumbaJamba diciptakan sebagai teman tidur berupa bantal berbentuk binatang untuk anak usia 3 tahun ke atas yang juga dapat berfungsi sebagai hiasan dekor rumah. Jadi target audience-nya ibu2 dengan anak usia 3 tahun ke atas, urban, SES B+, yang selalu mencari produk lucu dan berkualitas untuk anak-anak mereka. Mendongeng merupakan suatu ritual kegiatan antara orang tua (ibu) dan anak dimana semua karakter memiliki nama dan kepribadian yang unik. Oleh karena itu saya menciptakan JumbaJamba, sebuah kerajaan bantal binatang dimana semua bantal binatang diberi kartu adopsi yang mencantumkan nama dan kepribadian bantal binatang tersebut. Maka dari itu bantal binatang JumbaJamba ditawarkan untuk diadopsi sebagai anggota keluarga atau sahabat bukan untuk dijual; dengan maksud menciptakan ikatan emosional yang kuat antara pembeli dan produk.
2. SM : Kenapa namanya Jumba Jamba, dan mengapa hanya membuat bantal2 binatang?
Windy : Nama JumbaJamba diambil dari lirik lagu “Hakunamatata” yang merupakan soundtrack dari film animasi “Lion King”. Hanya bantal binatang karena JumbaJamba adalah kerajaan bantal binantang. Secara produksi bisa banyak jenis binatang yang dapat diciptakan baik yang ada sekarang maupun yang sudah punah misalnya dinosaurus.
3. SM : Apa saja suka dan duka berbisnis crafter?
Windy : Sukanya adalah menyalurkan hobi dan kreativitas daya imaginasi. Dukanya adalah terkadang konsumen belum bisa sepenuhnya mengapresiasi hasil karya handmade. Ada yang mempertanyakan kenapa harganya sangat mahal (karena menurut mereka biaya produksinya murah) dan ada juga yang merasa terlalu murah sehingga mereka lebih memilih produk branded.
4. SM : Apa saja produk andalan Jumba Jamba?
Windy : Walaupun banyak jenis binatang yang sudah diciptakan tapi bantal jenis burung hantu masih sangat diminati oleh konsumen sehingga kami terus mendapat pesanan untuk bantal burung hantu dibandingkan jenis binatang lainnya.
5. SM : Mulai dari berapa harga produk yang ditawarkan dan bagaimana cara membelinya?
Windy : Untuk kisaran harga mulai dari 35 ribu hingga 240 ribu. Ditawarkan untuk adopsi melalui online adoption center (website) dan juga tersedia offline di beberapa retailer misalnya toko Alun Alun Indonesia di Grand Indonesia (Jakarta) dan Bali Collections (Nusa Dua Bali), toko Nenen Baby Shop (Tangerang), toko Indivie Seminyak (Seminyak Bali) dan hotel Hilton Bali Resort (Nusa Dua Bali).
6. SM : Terakhir, bagaimana tip nya agar bisa terus kreatif melahirkan boneka binatang yg lucu?
Windy : Banyak inspirasi datang dari dongeng buku cerita, dari film animasi, juga dari browsing di internet misalnya pinterest dan instagram. jangan takut untuk mencoba yang baru; the idea is to use these sources to inspire your own version and not to make exact copies. (Yosi Avianti/ Photo ; Dok. Jumba Jamba)