Career

Smart Mama Story : Working – Life Balance, Mungkinkah?

By  | 
Keinginan untuk membesarkan anak – anak yang sempurna (fisik dan prestasi), secara pribadi diterima dalam lingkungan keluarga, hubungan dengan pasangan semakin hari kian romantis, hingga berprestasi di kantor – siapa yang tidak menginginkannya? Alih – alih mencapai segala bentuk keinginan tersebut, seringkali kita menjadi terlalu lelah untuk melakukan aktivitas sehari – hari, lalu menjadi stress. No worries, Mamas. Kami juga pernah mengalaminya, kok. Survei kecil yang dilakukan oleh Smart Mama mengungkapkan bahwa 3 dari 5 mama tidak yakin bahwa “working -life balance” dapat diwujudkan. Bagaimana dengan Anda?

“Setiap hari saya bangun jam 5 pagi, bangunin 2 anak, siapin sarapan dan mereka sekolah, dan lain – lain. Dengan bantuan asisten rumah tangga saja, saya tetap masih terus molor berangkat ke kantor, ada saja yang harus diurusin.” – Clara Desia, mama dari Tyo (7 yo) & Dennis (5 yo). 

Working Mother

4 dari 5 mama bahkan mengaku bahwa hal utama yang memicu stress adalah urusan domestik rumah tangga, lalu disusul dengan masalah finansial dan anak – anak. Do you feel the same? 

Honestly, dengan kesibukan mengurus seorang anak tanpa nanny, setiap hari saya harus bolak – balik jemput Tania di Day Care dan berkejaran dengan waktu. Untungnya kantor saya cukup fleksibel jam kerjanya, dengan begitu saya masih bisa remote pekerjaan dari rumah. Tapi ya tetap saja, kewalahan..” – Tyas Gunawan, mama dari Tania (4 yo). 

“Saya sering sekali memaksimalkan waktu istirahat siang untuk power nap, setengah sampai satu jam. Saya sering merasa kurang tidur karena anak – anak tidurnya malam sekali dan saya tetap harus kembali bangun pagi sekali untuk prepare sekolah. It helps, tapi memang harus ada yang dikorbankan seperti jarang ikut teman – teman kantor jalan – jalan saat makan siang. But its okay.– Lea Adli, mama dari Ilya (8 yo) & Chiky (6 yo). 

Businesswoman Sleeping On Laptop At Office Desk

 

Tentu saja ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, berikut 3 diantaranya:

  1. Definisikan sukses 
Kesuksesan bagi diri sendiri dam orang lain tidaklah sama. Apakah sukses bagi Anda adalah menjabat posisi tetinggi dalam sebuah perusahaan, ataukah menjadi womanpreneur? Tolak ukur ini akan membantu Anda untuk memetakan berbagai langkah menggapai tujuan tersebut. Tuliskan strategi Anda, lalu share dengan inner circle yang dapat mendukung mewujudkan definisi sukses tersebut.

  1. Dukungan keluarga
Terutama pasangan, ajak ia untuk ikut berpartisipasi dalam pola pengasuhan Si Kecil (remember, fathers are central to the emotional well being of their children). Realisasi pembagian pola asuh ini akan membantu Anda memberikan waktu untuk berkonsentrasi mengerjakan tugas sehari – hari.
  1. Stop multitasking
Alih – alih berhasil menyelesaikan lebih dari 1 tugas dalam waktu yang bersamaan dengan hasil yang tidak maksimal, lakukan power hours. Berikan deadline antara 1 – 2 jam untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan hasil yang maksimal, sehingga Anda dapat berkonsentrasi mengerjakan tugas yang lain seperti menjemput Si Kecil atau berbelanja kebutuhan rumah tangga.

Well, since there is no way to be a perfect mothers, but a million ways to be a good one.. maka tidak ada salahnya untuk tetap mengusahakan yang terbaik untuk keluarga ya, Mams. You’re not alone! (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)

 

Shares