Relationship

Lelah Mengurus Anak VS Keharmonisan Rumah Tangga

By  | 

Di awal pernikahan, tentunya Anda dan suami dipenuhi dengan hal-hal romantis yang menambah kemesraan. Namun ketika tahun pernikahan terus bertambah, dan hadirnya anak-anak dalam rumah tangga, bisa dibilang mempertahankan kemesraan dan juga gairah seks menjadi terasa sulit. Padahal, hubungan seksual merupakan salah satu hal penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Sehingga, ketika hubungan seksual Anda dan pasangan terganggu, maka keharmonisan rumah tangga juga dapat terganggu.

Hal ini pun diakui oleh Dr Birgit M. Fisher, seorang psikolog klinis yang ahli di bidang gangguan seksual sekaligus profesor di University of the Rookies. Menurut Dr Birgit, serangan jenuh dan lelah bisa dibilang biasa terjadi pada pasangan suami-istri setelah kelahiran anak pertama mereka. Kurang tidur dan kelelahan mengurus anak memberikan dampak negatif pada papa-mama baru. Dan umumnya, gangguan gairah seksual itu lebih banyak dialami oleh para wanita ketimbang pria. Mama yang baru melahirkan tak hanya mengalami perubahan fisik, namun juga perubahan psikis. Belum lagi ditambah dengan keletihan dan kurang tidur.
Selain itu, di masa menyusui, hormon prolaktin yang menstimulasi produksi susu di dalam tubuh sang mama meningkat, namun juga berimbas pada penurunan gairah seksual sang mama. Belum lagi dengan perubahan bentuk tubuh yang dialami wanita usai melahirkan yang menimbulkan rasa tidak percaya diri.
Happy family on the bed

Menghadapi kondisi ini, peran suami sangatlah penting untuk membantu sang istri menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di dirinya. Peran suami sangat penting untuk mengembalikan rasa percaya diri istri untuk kembali bercinta. Dan soal keletihan, tak ada salahnya para papa turut membantu pasangannya dengan berbagi tugas mengasuh anak-anaknya saat tidak bekerja. Dengan mengurangi tugas istri, maka sang istri punya waktu sejenak untuk beristirahat. Dukungan suami dan istrirahat yang cukup akan membantu istri kembali memiliki rasa percaya diri secara fisik, bahagia secara psikis, dan kehidupan seksual pun dapat kembali normal seperti sebelumnya. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares