Parenting
5 Langkah Ajarkan Toleransi Beragama Pada Anak
Update berita terkini yang beredar mengenai pembubaran acara kebaktian di Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu sangat meresahkan ya, Mamas. Sudah menjadi tugas kita sebagai orangtua agar Si Kecil tidak terpengaruh hal negatif dalam menghadapi isu perbedaan yang menyeruak. Psikolog Liza Marielly Djaprie mengungkapkan pandangannya sekaligus memberikan tip untuk mulai mengajarkan konsep toleransi kepada mereka sedini mungkin:
1. Sejak masa kehamilan
Latih diri Anda dan pasangan untuk terbiasa mengucapkan berbagai sugesti positif kepada anak sejak dalam kandungan. Misalnya “Saat sudah lahir nanti, kamu akan menjadi anak yang penuh kasih dan mencintai sesama.” Sugesti positif memiliki banyak manfaat bagi alam bawah sadarnya. Bahkan menurut Liza, rentang usia maksimal untuk dapat memahami sugesti positif dengan cepat adalah sebelum menginjak 5 tahun.
2. Menjadi teladan yang baik
“Children see, children do”, remember? Sekecil apapun cemooh dan sikap negatif yang kita lakukan akan menjadi contoh bagi anak – anak untuk tidak menghargai perbedaan. Mari menjadi teladan yang baik dan memberikan contoh positif kepada mereka.
3. Jelaskan alasan perbedaan
Mulai dengan contoh aktivitas sehari – hari: mengapa sang kakak melakukan permainan yang berbeda dengan adik? Karena kakak lebih menyukai aktivitas olahraga dibandingkan bermain game, misalnya. Melalui contoh yang mudah dipahami dan dapat ia lihat secara langsung, Si Kecil akan memahami alasan dibalik keberagaman.
4. Beri penjelasan sekilas tentang agama.
Pada dasarnya, anak- anak sudah bisa diajarkan konsep beragama sejak usia dini. Maka manfaatkan momen ini untuk mengajarkan seni toleransi terhadap agama lain. Jelaskan bahwa setiap orang memiliki keyakinan masing – masing, dan tugas kita adalah untuk menghormatinya.
5. Introspeksi diri
“Yang menjadi poin utama bagi saya sebetulnya adalah mempertanyakan para orangtuanya. Sudahkah kita bertoleransi terhadap sesama? Karena jika belum, maka kita tidak akan bisa mengajarkan konsep ini kepada anak – anak. So, mari menjadi lebih bijaksana. Kita hidup di dunia yang beragam sekali masyarakatnya. Yuk, latih diri untuk bertoleransi!”, tutupnya. (Nathalie Indry/YA/Photo: Istockphoto.com)