Interior Design
Interior Rumah Bergaya Feminin X Maskulin
Mungkin tanpa Anda sadari, beberapa desain interior dianggap terasa lebih maskulin daripada yang lain. Ada juga desain dan sejumlah perabot yang terlihat cenderung feminin. Namun, sejauh ini dua karakter tersebut tidak jelas di mana batas perbedaannya. Kombinasi keduanya justru akan menciptakan suasana seimbang di dalam rumah. Interior maskulin yang selalu terlihat tegas, minimalis, praktis, dan dingin seharusnya bisa disandingkan secara harmonis dengan gaya feminin yang lembut, hangat, detail, dan ceria.
Warna
Warna memiliki kecenderungan ke arah feminin dan maskulin. Pasangan yang baru menikah biasanya sudah memiliki barang-barang miliknya sendiri yang hendak diletakkan dalam rumah. Pemilihan barang dengan warna sama untuk diletakkan dalam satu ruangan akan menciptakan kesan harmonis. Berbagai benda yang sama-sama memiliki warna biru, misalnya korden, rak buku, poster klub sepak bola, boneka, dan bantal bisa ditata di ruang tengah.
Kain
Tidak semua kain itu feminin, misalnya kain korden berwarna biru navy atau pola stripe warna coklat dan abu-abu. Kain yang cenderung feminin biasanya memiliki pola-pola dan warna yang cantik, misalnya polkadot dan bunga-bunga. Sementara, bahan kain dari kulit berwarna gelap cenderung bersifat maskulin. Sprei, selimut, korden, dan sarung bantal adalah bagian dari dekorasi interior yang paling mudah dimodifikasi dan diganti.
Sementara furnitur dan aksesori bisa dipindahkan dengan mudah, lantai merupakan bagian dalam rumah yang paling sulit diganti. Oleh karenanya, pemilihan material dan warna lantai sebaiknya yang netral dan bisa dipadukan dengan berbagai tema atau konsep. Lantai parket/kayu dan porselen warna netral seperti beige, putih, dan abu-abu bisa dijadikan pilihan aman.