Health

Mengenal Air Ketuban dan Manfaatnya pada Janin

By  | 

Selama kehamilan, janin tumbuh dan berkembang di dalam rahim dan terlindung oleh cairan ketuban. Secara umum, cairan ketuban ini diketahui berfungsi untuk melindungi janin dari benturan, dan memungkinkan ia bergerak dengan bebas.

Kendati begitu, Anda juga perlu mencermati air ketuban ini, baik jumlah maupun kondisinya, dapat memengaruhi kesehatan janin Anda dan juga diri Anda, Mamas. Yuk kenali lebih lanjut mengenai serba-serbi ketuban!

Kandungan dalam Cairan Ketuban

Cairan ketuban yang mengisi kantung ketuban ini terbentuk kurang lebih dua minggu setelah pembuahan. Awalnya, cairan ini hanyalah air biasa saja, Mams. Namun ketika memasuki usia kandungan sepuluh minggu, cairan ketuban ini berubah menjadi cairan yang kaya akan zat gizi yang dapat membantu pertumbuhan janin, seperti karbohidrat, lemak, protein, fosfolipid, urea, dan elektrolit,

Seiring pertumbuhan janin, jumlah cairan ketuban ini juga meningkat hingga mencapai puncaknya pada usia kehamilan 34 minggu. Selama kehamilan, terjadi sirkulasi air ketuban, yaitu dengan cara ditelan oleh janin, lalu dikeluarkan kembali sebagai urin.

Menurut Jeanne A. Conry, MD, PhD, spesialis obstetri dan ginekologi dari Kaiser Permanente, Roseville, California, walau volume air ketuban ini akan meningkat seiring dengan usia kehamilan, namun kemudian akan menyusut menjelang waktu kelahiran. Saat usia kehamilan mulai memasuki usia 25 minggu, rata-rata air ketuban di dalam rahim 239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia kehamilan 33 minggu.

Shot of a pregnant woman looking at a sonogram picture at homehttp://195.154.178.81/DATA/i_collage/pi/shoots/805512.jpg

Fungsi Cairan Ketuban

Dan berikut ini adalah manfaat air ketuban bagi janin:

  • Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
  • Melindungi janin dari infeksi.
  • Menjaga kestabilan suhu di dalam rahim.
  • Memungkinkan janin bisa bebas bergerak.
  • Membantu paru-paru janin berkembang dengan baik.
  • Membantu pertumbuhan tulang janin. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares