Health

Pelajari Baik dan Buruk Saat Si Kecil Mengonsumsi Coklat

By  | 

Coklat tentu menjadi salah satu makanan favorit  bagi Si Kecil. Namun,  tidak semua anak bisa menikmati makanan manis ini, karena beberapa anak sering mengalami gangguan pencernaan.

Sakit perut yang disebabkan oleh coklat dapat berhubungan dengan berbagai gangguan, seperti sindrom iritasi usus, alergi makanan atau intoleransi laktosa. Berikut beberapa penyebab gangguan pencernaan usai  mengonsumsi cokelat ;
1. Sindrom iritasi perut (Irritable Bowel Syndrome atau IBS)
Irritable Bowel Syndrome adalah gangguan pencernaan kronis yang mempengaruhi usus besar. IBS menyebabkan reaksi yang tidak menentu di usus, seperti diare yang tidak bisa ditahan. Jika menderita IBS, tak lama setelah makan coklat orang mungkin mengalami kembung, kentut, nyeri perut, kram, diare, sembelit atau mual.
2. Alergi makanan
Sakit perut setelah makan coklat juga dapat menjadi akibat dari alergi makanan. Produk coklat dapat mengandung bahan-bahan yang sangat alergi, seperti susu, kedelai, dan gandum. Jika alergi terhadap satu bahan dalam coklat, ia akan mengembangkan gejala-gejala dalam beberapa menit. Gejala alergi makanan mempengaruhi berbagai bagian tubuh dan bukan hanya sistem pencernaan. Gejala umum selain dari sakit perut misalnya ruam kulit, wajah bengkak, sesak napas, mengi, batuk, kongesti sinus, bersin dan mata berair.
3. Intoleransi laktosa
Kebanyakan coklat mengandung laktosa, gula yang ditemukan dalam susu. Intoleransi laktosa atau juga dikenal sebagai defisiensi laktase, menyebabkan sakit perut dalam waktu 30 menit atau sampai dua jam setelah makan cokelat.

Meski begitu, manfaat coklat untuk kesehatan, juga banyak Mamas.  Manfaat Coklat untuk kesehatan jantung sering dibicarakan dan bisa membantu kita untuk merasa lebih rileks,nyaman,dan gembira. Bahkan jika kita batuk,kita bisa makan coklat karena kandungan bahan alami di dalamnya bisa meredakan batuk. Namun tidak semua coklat memberi dampak positif. Hanya coklat asli yang baik untuk kesehatan, yaitu coklat yang hanya mengandung 100% cocoa.  Sedangkan coklat dengan kandungan lemak nabati serta pengawet di dalamnya, bisa digolongkan sebagai coklat palsu, yang tidak baik untuk tubuh. (Yosi Avianti/Photo : Various)

Shares