Health

Yuk, Kenali Tahapan dalam Proses Persalinan!

By  | 

Mamas to be, pengalaman melahirkan tiap wanita pasti berbeda, tergantung kondisi fisik masing-masing. Biasanya, wanita yang mengandung anak pertama akan mengalami proses persalinan yang lebih lama dibandingkan dengan ibu dengan kehamilan kedua dan seterusnya. Namun pada dasarnya, proses persalinan terbagi atas tiga tahapan sebagai berikut:

Tahap Pertama
Early Labor
Saat kontraksi mulai konstan secara terus menerus maka Anda mulai memasuki tahap awal persalinan. Awalnya, jarak antar kontraksi lebih kurang 15-20 menit sekali dengan durasi sekitar 30 detik. Setelah itu, jarak kontraksi akan meningkat menjadi lebih sering. Saat kontraksi, biasanya akan terasa nyeri pada perut bagian bawah serta punggung.
​Kontraksi yang Anda alami akan terus berlangsung dan menjadi lebih kuat, lebih sering, serta lebih lama hingga jarak antar kontrasi 5 menit dengan durasi 40-60 detik di akhir tahap awal. Pada fase ini, kontraksi relatif sedang meskipun bisa jadi sangat menyakitkan. Untuk mengalihkan Anda dari rasa sakit, sebaiknya Anda pergi berjalan kaki ringan agar proses persalinan lebih lancar. Mandi air hangat juga bisa membantu melemaskan otot dan membuat Anda lebih relaks. Selain menonton film favorit juga bisa mengalihkan perhatian Anda sejenak.
​Tahapan awal ini akan terus berlangsung hingga Anda mengalami pembukaan sebesar 4 cm dan selanjutnya Anda akan mengalami tahap active labor. Pada umumnya bagi wanita yang mengandung anak pertama akan mengalami proses tahap awal kurang lebih selama 12 jam.

Active Labor
Pada tahap ini, kontraksi yang Anda alami akan semakin intens dengan frekuensi yang lebih lama serta lebih kuat. Perut Anda akan terasa sangat keras. Di tahap ini biasanya pembukaan berlangsung sangat cepat hingga tahap pembukaan 10 cm atau pembukaan penuh. Di tahap ini, bayi Anda mulai mencari jalan keluar sehingga dorongan yang terasa akan lebih keras dan kuat.
​Umumnya, bagi wanita yang baru pertama kali melahirkan, tahapan active labor ini akan berlangsung selama empat hingga delapan jam. Pada tahap ini Anda dapat memilih mengurangi rasa sakit dengan epidural atau cara natural seperti latihan pernapasan.
​Jika Anda masih merasa kuat, sebaiknya Anda berjalan kaki di sekitar rumah sakit untuk memperlancar proses persalinan. Tidak ada salahnya minta pasangan memijat punggung Anda atau jika memungkinkan Anda dapat berendam di dalam bak air hangat sebentar. Apabila Anda merasa lelah, berbaring miring ke sisi kiri atau duduk di kursi goyang juga dapat membantu merasa lebih relaks.
​Tahap active labor ini diakhiri dengan masa transisi, yakni pada saat pembukaan Anda sudah mencapai 8-10 cm.

Tahap Kedua: Pushing
Saat pembukaan Anda sudah penuh, maka tahapan kedua dalam proses persalinan pun dimulai. Pada awal tahap kedua ini, kontraksi Anda akan sedikit mereda sehingga Anda berkesempatan untuk sedikit rehat. Banyak wanita yang merasa kontraksi di tahap kedua lebih ringan dibandingkan tahap active labor.
​Jika posisi bayi Anda sudah sangat turun ke bagian pelvik, maka Anda akan merasakan sensasi ingin mengejan dan mendorong bayi untuk keluar. Tetapi jika posisi bayi masih di atas, Anda harus menunggu beberapa waktu untuk merasakan sensasi tersebut. Saat uterus Anda kontraksi maka ia akan memberikan dorongan pada bayi sehingga bayi Anda akan bergerak menuju jalan lahir. Sebaiknya Anda sabar menanti uterus tersebut bekerja hingga Anda merasakan sensasi untuk mendorong dan mengejan. Dengan menunggu, energi Anda tidak akan terkuras habis.
​Apabila Anda dibantu epidural, Anda tidak akan merasakan sensasi ingin mendorong atau mengejan. Jadi, ikuti petunjuk dari bidan atau dokter dengan baik kapan Anda harus mengejan dan mulai mendorong Si Kecil dari dalam kandungan. Setelah mengejan selama beberapa waktu, tibalah saatnya kulit kepala Si Kecil akan tampak. Anda harus mendorong lebih kuat hingga kepala bayi mulai keluar. Biasanya bidan atau dokter akan meminta Anda untuk mendorong bayi secara lembut agar ia keluar dengan perlahan, tidak meluncur dengan cepat.

Newborn baby right after delivery
​Pada momen inilah, rasa sakit Anda akan beralih menjadi kebahagiaan, saat melihat Si Kecil untuk pertama kali, begitu juga dengan keluarga yang ada di dalam ruang persalinan. Biasanya para perawat akan membersihkan area wajah bayi diikuti dengan pemotongan tali plasenta yang juga dapat dilakukan oleh Sang Ayah jika ia bersedia.
​Jika tidak ada komplikasi pada Anda maupun Si Kecil, ia akan dibungkus dengan selimut hangat kemudian diserahkan kepada Anda. Anda dapat mencium dan memeluknya.

Tahap Ketiga: Placenta Delivery
Beberapa menit setelah Si Kecil lahir, Anda akan merasakan kontraksi lagi akibat lepasnya plasenta dari dinding uterus. Saat dokter merasakan tanda terlepasnya plasenta tersebut, ia akan meminta Anda untuk kembali mengejar agar plasenta dapat keluar. Biasanya proses ini berjalan mudah dan tidak menyakitkan.
​Setelah plasenta keluar, uterus Anda akan mulai kontraksi untuk pengecilan rahim. Pada saat ini dokter akan memeriksa ulang keadaan rahim Anda dengan cara memijat bagian perut agar tidak terjadi pendarahan di dalam.
​Kontraksi paska keluarnya plasenta relatif ringan dan tidak terlalu menganggu, apalagi Anda disibukkan dengan kehadiran Si Kecil, perhatian Anda pun akan teralih. Kontraksi pada tahap ini lebih menyerupai rasa sakit saat menstruasi. Jika ternyata menganggu, tidak ada salahnya meminta obat pereda rasa sakit pada dokter untuk meringankannya.
​Tahap akhir pada fase ketiga ini setelah keluarnya plasenta dan pemeriksaan ulang adalah proses penentuan spot yang akan dijahit oleh dokter. Saat proses ini, Anda dapat menggendong Si Kecil untuk mengalihkan perhatian atau minta pasangan memeluk Anda.
Proses penjahitan adalah fase akhir dari tahapan ketiga, selanjutnya Anda dan pasangan dapat berbagi kebahagiaan dengan keluarga besar serta teman-teman terdekat. Congratulations, you’re a mom now! (Karmenita Ridwan/Photo: Istockphoto.com)

Shares