Mind

Smart Mama Story: Suka Duka Pengalaman Menyusui

By  | 

Selain masa kehamilan dan persalinan, Anda pasti setuju bahwa menyusui Si Kecil adalah proses alami yang juga membutuhkan perjuangan, some say its the real (liquid) love. Selain akan memenuhi kebutuhan gizinya (Baca: Manfaat ASI Untuk Bayi), bayi yang diberi ASI terbukti akan tumbuh lebih cerdas dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak diberi ASI.

smartasi 1
Tapi memang, pada kenyataannya, menyusui tidaklah semudah yang kita pikirkan ya, Mams. Data survei yang kami lakukan terhadap 100 pembaca juga mengungkapkan bahwa 1 dari 2 breastfeeding mama mengalami kesulitan saat menyusui bayinya. Jika pernah mengalaminya, Anda tidak sendiri. Dalam rangka mendukung kampanye #SmartASI, para mama sengaja berbagi pengalaman suka dan duka menyusui mereka melalui akun Instagram @thesmartmamas, berikut diantaranya.

Screenshot_2016-08-08-14-44-30_com.instagram.android_1470642282790
“Sejak dilahirkan hingga saat ini Declan berusia 4,5 bulan saya masih berusaha memberikannya full ASI. Hal ini juga menjadi saran utama dokter karena ternyata anak saya berpotensi mengalami alergi, sehingga sebisa mungkin saya hanya memberikan ASI. Tantangannya adalah karena saya adalah working mother dan di kantor masih minim fasilitas memerah ASI, sehingga saya mengerti betul bagaimana repotnya membawa perlengkapan pumping, lelah memompa ASI, hingga hasil perah ASI yang menurun. Untuk breastfeeding mama yang lain, tetap semangat ya. Perjuangan kita akan terbayar lunas dengan kesehatan Si Kecil yang terjamin, kok. Enjoy the journey of motherhood!” – @mstephanieho, Mama dari Declan (4,5 bulan).

Screenshot_2016-08-08-14-44-00_com.instagram.android_1470642256958
“Dulu, sesaat setelah Eze lahir, saya sempat stres karena ia demam dan kekurangan cairan; sementara saya belum bisa memproduksi ASI dalam jumlah banyak. Tapi suami saya membantu mengompres dan memompa payudara sampai akhirnya terkumpul sedikit demi sedikit ASIP untuk Eze! Sejak saat itu saya selalu rajin pumping. I can pump at home, cab, or rest room, you named it. Dengan konsistensi itu, kini saya bisa punya stock ASIP 2 kulkas dan bisa mendonorkan lebih dari 200 botol ASIP untuk anak asiku selain Eze. Yang saya lakukan saat mellow dan produksi ASI menurun adalah membaca sharing cerita mama lain di Instagram, ternyata saya nggak (sedih) sendiri, kok. Kita semua pasti bisa melewati hambatannya.” – @patrisiaticoalu, mama dari Eze (9 bulan).

Screenshot_2016-08-08-14-46-02_com.instagram.android_1470642375146
“Saya pernah berusaha untuk konsumsi berbagai multivitamin untuk memperlancar produksi ASI sampai berkonsultasi dengan ahli laktasi. Saran yang paling saya ingat adalah memerah ASI dengan tulus karena produksi ASI sangat dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan kita. Jadi untuk breastfeeding mama yang sedang berjuang meningkatkan produksi ASInya, i feel you! Remember, we can do it.” – @angelmogie, mama dari Candice (3 bulan).

Screenshot_2016-08-08-14-45-00_com.instagram.android_1470642313060
“ASI saya tidak keluar sama sekali sesaat setelah melahirkan. Puncaknya, saat Kenzo harus masuk ruang rawat perina karena bilirubinnya tinggi, ia membutuhkan ASI 3x lipat dari biasanya. Saya depresi. Tapi beruntung saya mendapatkan support dari keluarga dan suami, hingga saat ini kembali dapat memproduksi ASI untuknya walaupun terkadang masih sering perih karena puting payudara lecet. Semua mama hebat!” – @febeyeles, mama dari Kenzo (6 bulan).

So, you’re not alone, right? Semoga pengalaman para mama diatas dapat memberi suntikan semangat pada Anda untuk yakin dapat melalui hambatan ini ya, Mams. Happy breastfeeding! (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto, Instagram)

Shares