Health

Trik Menyapih Si Kecil 

By  | 

Menyusui Si Kecil tak hanya menyehatkan Anda dan bayi namun juga menciptakan bonding antara Anda dengannya. Kendati begitu, suatu waktu nanti akan tiba masanya bagi Anda untuk menyapih Si Kecil. Menyapih atau menghentikan bayi menyusu langsung dari payudara dapat menjadi masa yang emosional, tidak hanya bagi bayi, tapi juga bagi Anda, Sang Mama.

Pada masa ini, Si Kecil akan melalui tahapan di mana ia akan mendapatkan nutrisi dari sumber yang berbeda, namun juga berkurangnya masa-masa nyaman dan tenang seperti ketika menyusu langsung dari payudara Anda.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyapih?

Mengenai kapan waktu yang tepat, itu tergantung dari pilihan masing-masing mama. Tentunya, enam bulan pertama masa hidup bayi adalah masa yang direkomendasikan bagi bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif. Di Indonesia, hak anak untuk mendapatkan ASI eksklusif dilindungi oleh Undang-undang Kesehatan pasal 128 UU No. 36 Tahun 2009, di mana ”Tiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.”

Setelah masa enam bulan terlewati, maka bayi akan mendapat nutrisi dari ASI dan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu). Umumnya, mama pun menyusui bayinya hingga berusia dua tahun.  Dan pada usia satu tahun, ia sudah mulai bisa minum dari cangkir dan mulai mencari cara selain menyusu untuk mendapatkan kenyamanannya. Anda dapat menggantinya dengan memberikan makanan padat yang kaya vitamin C, zat besi, juga kalsium. Yaitu seperti bubur sayur, sereal, keju, dan buah yang dicampur dengan ASI atau susu.

Meski tidak selalu dapat menjadi patokan, namun tanda-tanda  berikut ini dapat menjadi ciri kalau Si Kecil kemungkinan sudah siap disapih. Yaitu ketika ia sedang menyusu langsung dari payudara ia:

  • Menolak untuk menyusu.
  • Mengisap puting payudara beberapa kali dan kemudian berhenti menyusu.
  • Saat menyusu, ia kerap memerhatikan sekitar, ingin turun dari pangkuan, atau bermain dengan pakaian Anda.
    Tertarik minum dari cangkir.

Lalu Bagaimana Cara Memulainya?

Bagaimana cara memulainya, sangat tergantung pada kebutuhan dan karakter masing-masing anak dan juga Sang Mama. Tentunya, pada awalnya Anda harus mengenali tanda-tanda seperti  yang dijelaskan di atas.

Berikut ini merupakan beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mulai menyapih:

  • Mulailah dengan perlahan. Memulai penyapihan secara bertahap tidak hanya bermanfaat untuk anak saja, tapi juga untuk Anda. Dengan mengurangi frekuensi menyusui secara perlahan akan membuat produksi ASI berkurang secara bertahap. Sehingga mengurangi risiko payudara bengkak dan nyeri.
  • Lakukan di siang hari. Akan lebih mudah bagi Anda untuk mulai menyapih di siang hari. Karena Si Kecil biasanya menyusu di pagi dan malam hari untuk kenyamanan. Lakukan secara bertahap dengan berhenti menyusuinya di siang hari, dan menggantinya dengan makanan padat. Namun pastikan Anda tetap memberinya ASI di malam hari.
  • Berikan susu dalam cangkir. Mulailah dengan mengganti satu waktu pemberian ASI dengan susu di dalam cangkir dalam satu hari. Tetaplah ikuti jadwal yang sama selama beberapa hari atau seminggu. Setelah itu, tambahkan jadi dua waktu dan seterusnya sambil mengurangi pemberian ASI secara langsung. Bayi usia satu tahun ke atas dapat diberikan susu sapi sebagai ganti ASI.
  • Buat ritual baru. Jika bayi biasa menyusu sebelum tidur, cobalah untuk menidurkannya tanpa disusui. Namun lakukan ini secara bertahap ya, Mamas. Ciptakan ritual menyenangkan lain sebelum tidur, seperti membacakan dongeng atau mendengarkan musik. Buat Si Kecil merasa nyaman dengan tetap memeluk atau membelainya.
  • Gunakan cangkir lebih sering. Tempatkan lebih banyak air dalam cangkir dibandingkan dalam botol. Atau, Anda juga bisa menempatkan minuman yang disukai anak ke dalam cangkir dan tempatkan yang tidak begitu ia sukai di dalam botol. Misalnya menempatkan susu dan jus (untuk bayi di atas 6 bulan) dalam cangkir dan air mineral saja dalam botol.
  • Peluk dan sentuh anak lebih sering agar dia tidak merasa diabaikan setelah tidak disusui.
  • Alihkan keinginannya menyusu langsung dari Anda. Libatkan juga Sang Papa dalam hal ini. Biarkan ia berinteraksi dengan papanya saat ingin menyusu.

Bagi Anda, penghentian proses menyusui dapat menyebabkan payudara bengkak dan nyeri. Anda dapat meredakannya dengan mengompres payudara dengan es.

Ketika menyapih, fokuslah pada kenyamanan Anda dan Si Kecil. Hindari membandingkan proses menyapih Anda dengan orang lain, karena setiap orang prosesnya berbeda lho, Mamas. Selamat menyapih! (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares