Education
Dukung Tumbuh Kembang Anak Melalui Daycare Unilever
Libur lebaran telah usai. Namun masalah yang kerap dialami para Mamas, belum tentu usai. Asisten rumah tangga yang memutuskan tak kembali setelah lebaran adalah hal yang sangat sering dialami oleh para mama. Kondisi ini kemudian membuat para mama jadi pusing karena harus memikirkan cari penggantinya, siapa yang akan mengasuh anak-anaknya saat ia bekerja, dan siapa yang akan membantu membereskan rumah di kala Anda sedang sibuk dengan urusan kantor dan hal lain.
Sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap karyawan dan keluarganya, serta sebagai solusi atas tantangan yang dihadapi karyawan saat ditinggal mudik Lebaran oleh asisten rumah tangga, PT Unilever Indonesia Tbk. kembali menyelenggarakan program daycare dengan mengangkat tema besar ‘Happy Family, Happy Employee’. Melalui kegiatan ini Unilever mendorong peran serta keluarga dalam pengasuhan anak untuk menciptakan keluarga yang sejahtera (well-being family), salah satunya dengan memahami metode Hypno Parenting & Stress Management bagi orang tua dan Metode Montessori bagi anak-anak.
Program daycare Unilever ini berlangsung sejak 30 Juni hingga 21 Juli 2016 bagi anak-anak karyawan Unilever yang berusia 6 bulan sampai 12 tahun. Program ini merupakan salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan sebagai solusi untuk menunjang produktivitas karyawan terutama saat ditinggal mudik oleh asisten rumah tangga kala Lebaran, agar karyawan tetap nyaman dan kinerjanya pun tetap optimal dan terhindar dari stres karena urusan ‘Si Mbak’.
“Ini merupakan tahun ke-13 kami menyelenggarakan Daycare Unilever. Tidak hanya sekedar fasilitas penitipan dan perawatan anak selama masa mudik Lebaran, namun Daycare Unilever juga memberikan banyak aktivitas dan edukasi non formal untuk menstimulasi kecerdasan, daya imajinasi, kreativitas, serta mempersiapkan kemandirian anak-anak. Tahun ini kami mengangkat tema “Happy Family, Happy Employee” karena Unilever percaya keluarga adalah tempat pertama anak-anak mendapatkan pendidikan dalam kehidupan. Dan untuk menciptakan keluarga yang sejahtera dibutuhkan peran aktif orang tua dalam menciptakan suasana yang kondusif di rumah bagi seluruh anggota keluarga,” ungkap Willy Saelan, Human Resources Director PT. Unilever Indonesia Tbk.
Pakar Montessori Henderina Corry juga berbagi cerita tentang metode belajar yang akan membuat anak menjadi lebih bahagia dan menumbuhkan kebersamaan dengan orang tua supaya tercipta hubungan dua arah yang harmonis. “Banyak hal yang perlu diperkenalkan kepada anak, agar mereka dapat mempelajarinya dengan mudah dan menyenangkan sesuai pertumbuhkan dan kebutuhan mereka, salah satu yang paling mendasar adalah kemandirian. Hal ini dapat dilakukan dengan melatih kemampuan dasar mereka, kemampuan mengurus diri, kemampuan mengurus lingkungan, hingga melatih budi pekerti. Disinilah diperlukan peran serta orangtua untuk melatih anak-anaknya sejak dini yang bisa dimulai dari hal kecil seperti memakai baju sendiri, membawa barang, membuka dan menutup, hingga berterima kasih, dan meminta maaf.”
“Anak yang mandiri mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Mereka juga punya daya konsentrasi yang lebih baik, mereka tidak mudah menyerah, dan tidak mudah lelah . Semua hal tersebut sangat dibutuhkan pada saat mereka nanti sekolah atau ke jenjang pendidikan selanjutnya. Selain itu mereka lebih bertanggung jawab dan suka membantu sehingga hubungan dengan orangtua pun menjadi erat dan harmonis,” tambah Henderina.
Selain itu, Kirdi Putra, Pakar Stress Management & Hypno Parenting juga turut menambahkan. “Aktivitas parenting merupakan hal yang menantang karena kita akan berhadapan dengan tekanan yang cukup besar, jika orangtua merasa tertekan akan berakibat tingginya tekanan pada anak. Dalam menghadapi stres, kita membutuhkan cara dan untuk itu kita membutuhkan ‘tombol berhenti sejenak’ untuk sejenak berpikir dan menginstropeksi diri. Sama halnya dengan masker oksigen di pesawat, kita dituntut untuk dapat mengelola dan beradaptasi dengan stres terlebih dulu sebelum kita dapat menjalankan peran secara optimal baik sebagai karyawan di kantor maupun sebagai orangtua di rumah. Satu hal penting yang perlu diingat, bahwa kita tidak bisa memilih apa yang terjadi di sekitar kita, tapi kita bisa memilih respon kita terhadap hal tersebut, yang menjadi erat kaitannya dalam menciptakan keluarga yang sejahtera.”
Kirdi juga menambahkan pentingnya orangtua menyadari dan memiliki kendali terhadap penanganan stres dan bersama-sama sebagai sebuah tim menyelesaikan masalah yang ada. “Dengan menghadapi tekanan atau stres bersama-sama, dalam jangka panjang, mampu menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara orangtua dan anak.”
Unilever berharap, program edukasi ini dapat memberikan banyak manfaat serta menggugah para orang tua untuk semakin aktif berperan serta dalam proses tumbuh kembang anak dan mempererat hubungan dengan anak dan keluarga, agar tercipta keluarga yang harmonis dan sejahtera. Dan komitmen dari langkah kecil yang Unilever lakukan untuk karyawannya ini dapat menginspirasi banyak pihak terutama para orang tua dalam proses tumbuh kembang anak. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com, dok. Unilever)