Education

5 Pelajaran Hidup untuk Anak dari Children Full of Life

By  | 

Jika biasanya sebuah institusi pendidikan atau seorang guru cenderung lebih menitikberatkan pada kegiatan dan hasil akademis seperti membaca, berhitung, menulis dan lain-lain. Berbeda dengan seorang pendidik asal Kanazawa, Jepang, Mr. Toshiro Kanamori yang mengajar di kelas 4 sebuah Sekolah Dasar. Guru yang humoris ini lebih memilih untuk membekali murid-muridnya dengan pelajaran mengenai kehidupan. Pada tahun 2002, seorang sutradara membuat film dokumenter berjudul Children Full of Life yang bercerita seputar kegiatan mengajar Mr. Kanamori. Dan meskipun satu dekade telah berlalu dan ia mengajar anak-anak berusia 10 tahun, namun pola pendidikan, serta buah pemikirannya masih dijadikan inspirasi oleh banyak orangtua dan sesama pengajar. Pola tersebut juga bisa diterapkan sejak usia balita lho, Mams. Seperti apa pola pendidikan Mr. Kanamori yang dapat Anda terapkan pada Si Kecil agar nantinya ia menjadi prbadi yang tangguh dan siap untuk menghadapi kehidupan?

Be Happy!

Yes Mams, seorang anak memang layak untuk bahagia, oleh sebab itu, Anda wajib menciptakan suasana yang kondusif baginya. Anak yang bahagia lebih mudah untuk menyerap segala sesuatu termasuk pelajaran akademis. Setiap memulai kelas, Mr. Kanamori selalu menyapa hangat semua murid seraya berkelakar, hal yang sebenarnya sederhana ini membuat anak-anak bahagia saat memulai hari. “We only have one life, So let’s really enjoy it,”ujarnya kepada para murid.

Anak Perlu Mengungkapkan Perasaan dan Didengar

Setiap pagi murid-murid Mr. Kanamori mengumpulkan selembar kertas, tetapi jangan salah sangka dulu ternyata kertas tersebut bukanlah pekerjaan rumah melainkan ungkapan hati atau cerita dari setiap anak. Dengan telaten, Mr. Kanamori mendengarkan cerita setiap anak dan menganalisa apa yang dalam pikiran mereka. Hal ini membuat anak-anak merasa dekat dengannya juga merasa dihargai karena didengarkan. Tak hanya itu, mereka juga belajar mengungkapkan perasaan. Dengan begitu, ia juga belajar mendengarkan dan menghargai orang lain.

Menumbuhkan Rasa Empati adalah Hal yang Penting

Cerdas dan memiliki IQ tinggi tidaklah cukup untuk menjalani kehidupan kelak, seorang anak juga harus memiliki empati terhadap sesama. Dalam satu momen di mana seorang murid Mr. Kanamori kehilangan neneknya yang meninggal akibat kanker, Mr. Kanamori meminta ia untuk mengungkapkan rasa kehilangannya. Di saat yang sama, murid lainnya mulai bercerita tentang kisah kehilangan mereka masing-masing. Selain belajar mengungkap rasa, hal ini menumbuhkan empati antar sesama teman.

Stop Bullying!

Meskipun penyayang, Mr. Kanamori juga sangat tegas jika ada sesuatu yang tidak pada tempatnya, ia sangat membenci bullying. Dan Mams, ternyata bullying sudah mulai terjadi sejak Si Kecil berada di day care. Oleh karena itu, ada baiknya sejak dini Anda sudah menanamkan rasa empati yang membuat anak tidak suka membully orang lain. Tak cukup hanya itu, Anda juga wajib menamankan rasa percaya diri pada anak agar ia tidak bisa di bully. Dan yang tak kalah penting, ajari anak Anda untuk tidak membiarkan bullying terjadi di sekitar mereka.

Teamwork dan Solidaritas

Kebersamaan dan rasa empati yang kerap ditanamkan Mr. Kanamori membuat anak muridnya kompak satu sama lain. Saat ia menghukum salah satu murid untuk tidak ikut rafting, murid lain merasa harus membela teman mereka dan bersatu memohon pada Mr. Kanamori untuk membatalkan hukumannya. Biasakan Si Kecil untuk memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama. Saat ia besar nanti, ia pasti membutuhkan bantuan orang lain, dan di dunia kerja ia juga akan dihadapkan pada teamwork. Biarkan ia bergaul dan menyelesaikan masalahnya sendiri, jangan terlalu melindungi perasaan anak Anda karena nantinya ia akan berjumpa dengan banyak orang yang memiliki berbagai karakter. Untuk survive dalam hidup, ia harus mengerti berbagai macam karakter tersebut.

Well Mams, selain nilai akademis, pelajaran hidup sangat berharga sebagai bekal kehidupan Si Kecil kelak agar ia siap menjalani kerasnya kehidupan, dan tetap mampu mencari kebahagiaan bagi dirinya maupun orang disekitarnya. (Karmenita Ridwan/Photo: Istockphoto.com, Video: Courtessy of Youtube)

 

 

 

Shares