Health

Mengenal Bahaya Meningitis Pada Anak

By  | 

Saat ini banyak ditemui penyakit dengan gejala yang kurang lebih sama. Hal ini menuntut kita sebagai orangtua untuk bisa lebih cermat mengenali berbagai gejala yang dialami oleh anak saat ia jatuh sakit. Begitu pula halnya dengan penyakit meningitis, beberapa gejala yang mungkin akan dialami oleh anak adalah demam tinggi, menolak makan, dan lemas. Gejala-gejala tadi sangat umum kita lihat pada anak yang memang sedang tidak enak badan. Namun ternyata, bila diikuti dengan beberapa gejala lainnya, Anda bisa mencurigai kalau Si Kecil kemungkinan menderita meningitis.

Apa itu Penyakit Meningitis?

Meningitis atau juga dikenal sebagai radang selaput otak adalah infeksi pada meninges (selaput pelindung) yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Ketika meradang, meninges membengkak karena infeksi yang terjadi. Sistem saraf dan otak bisa rusak pada beberapa kasus. Tiga gejala meningitis yang patut diwaspadai adalah demam, sakit kepala, dan leher yang terasa kaku.

Gejala Meningitis pada Anak

Tak hanya orang dewasa, penyakit ini juga sering diderita oleh bayi dan anak-anak. Tanda-tanda penyakit meningitis yang terjadi pada anak-anak adalah:

  • Merasa gelisah namun tidak ingin disentuh.
  • Demam tinggi dengan tangan dan kaki terasa dingin.
  • Menangis seperti melengking (high pitched cry) secara terus menerus.
  • Terlihat bingung, lemas, dan juga kurang responsif.
  • Beberapa anak akan mudah mengantuk dan sulit dibangunkan
  • Pada beberapa kasus, muncul ruam merah atau ungu yang tidak hilang ketika gelas digulirkan dengan sedikit ditekan di atasnya.
  • Menolak menyusu atau makan.
  • Muntah.
  • Kejang.

Walau tidak semua anak akan mengalami semua gejala-gejala di atas, namun sebaiknya Anda segera mencari bantuan medis jika Anda mengenali beberapa gejala meningitis di atas terjadi pada Si Kecil.

Jenis Meningitis

  • Meningitis bakterialis. Meningitis jenis ini disebabkan oleh bakteri dan menyebar melalui bila terjadi kontak atau berdekatan dengan sumber bakteri. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan kerusakan otak yang parah, kehilangan indera pendengaran dan menimbulkan infeksi pada darah (septikemia). Meningitis bakterialis ini kebanyakan diderita oleh bayi berusia dibawah satu tahun.
  • Meningitis virus adalah virus yang ditularkan melalui batuk, bersin dan lingkungan yang tidak higienis. Meningitis virus memiliki kesamaan gejala dengan flu. Anak berusia di bawah lima tahun memiliki risiko lebih besar untuk tertular meningitis viru ini.
  • Meningitis jamur. Meningitis jenis ini biasanya terjadi akibat menyebarnya jamur di sumsum tulang belakang melalui aliran darah. Risiko seseorang terkena meningitis jamur akan meningkat ketika sistem kekebalan tubuhnya terganggu, seperti pada penderita HIV dan kanker. Beberapa gejala meningitis jamur adalah penderita akan sensitif terhadap cahaya dan merasa kebingungan.
  • Meningitis parasite disebabkan oleh parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui hidung. Amuba yang menyebabkan meningitis parasit umumnya adalah Naegleria fowleri. Amuba ini biasanya ditemukan di danau, sungai air tawar yang bersuhu hangat, sumber air panas bumi, kolam renang yang tidak dirawat, pemanas air dan tanah.
  • Meningitis Non-infeksi. Ada lebih dari satu faktor penyebab meningitis non-infeksi. Meningitis jenis ini tidak menular dan memiliki gejala umum yang sama seperti meningitis jenis lainnya.

Diagnosis Meningitis

Diagnosis meningitis sulit dilakukan karena gejalanya muncul secara tiba-tiba dan mirip dengan gejala flu. Disarankan agar Si Kecil segera mendapatkan penanganan medis jika Mamas melihat gejala meningitis terjadi pada anak. Segera bawa Si Kecil ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) rumah sakit terdekat kapan pun gejala tersebut muncul. Jangan menunggu munculnya ruam berwarna ungu ya, Mams. Karena tidak semua pengidap meningitis mengalami ruam pada tubuhnya.

Si Kecil yang dicurigai mengidap meningitis harus ditangani secepatnya, bahkan sebelum diagnosis dilakukan. Menunda penanganan akan sangat berbahaya bagi penderita meningitis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda meningitis atau septikemia (infeksi darah) bahkan tanda luka yang terinfeksi di sekitar kepala, telinga, tenggorokan, dan kulit di sepanjang tulang belakang.

Langkah Pengobatan Meningitis

Kondisi pasien meningitis virus biasanya akan membaik dalam waktu beberapa minggu. Penanganan meningitis virus bisa dilakukan dengan banyak istirahat dan minum obat pereda rasa sakit untuk sakit kepala. Sedangkan pada pasien meningitis bakterialis, pengobatan meningitis bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik atau obat-obatan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan bakteri. Dan perawatan penderita meningitis ini harus dilakukan di rumah sakit. Bahkan untuk kasus yang lebih parah, disarankan dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU) agar fungsi vital tubuh bisa dipantau dengan baik.

Vaksinasi Penyakit Meningitis

Cara terbaik untuk mencegah meningitis adalah dengan vaksinasi. Tetapi karena penyakit ini masih jarang terjadi di Indonesia, maka vaksinasi meningitis ini belum termasuk dalam jadwal vaksin wajib di Indonesia. Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis vaksin meningitis, yaitu vaksin meningokokus polysakarida dan vaksin meningokokus konjugat. Vaksin meningokokus polysakarida ini bisa diberikan untuk usia berapa pun dan mampu memberi perlindungan hingga 90-95 persen. Sedangkan untuk anak di bawah usia 5 tahun, vaksin ini bisa bertahan 1-3 tahun. Sedangkan untuk dewasa akan melindungi selama 3-5 tahun. Dan untuk vaksin mengingokokus konjugat hanya bisa diberikan bagi usia 11-55 tahun, biasanya diberikan pada jamaah haji dan tidak dianjurkan dijadikan sebagai imunisasi rutin. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)

Shares