Parenting
10 Cara Lain untuk Bilang ‘Tidak’ pada Anak
Ada cara lain yang lebih baik untuk menolak, mencegah, atau mendisiplinkan anak Anda daripada selalu mengatakan ‘tidak’ padanya lho, Mams. Beberapa parenting expert percaya bahwa mengatakan ‘tidak’ terlalu sering dapat menimbulkan kebencian atau pemberontakan dalam diri anak di masa depan. Audrey Ricker, Psy.D, salah satu penulis buku Backtalk: 4 Steps in Ending Rude Behavior in Your Kids mengatakan, kalau terlalu sering menggunakan kata ‘tidak’ pada anak, membuatnya semakin lama semakin menurunkan makna sebenarnya. Jadi, gunakan kalimat singkat, jelas, dan ringkas untuk menjelaskan mengapa anak Anda tidak boleh melakukan sesuatu. Jadi, yuk kita coba 10 kalimat singkat ini untuk menggantikan kata ‘tidak’ pada anak.
1. “Mama tahu kalau kamu suka sekali es krim, tapi memakannya terlalu banyak tidak baik, Sayang.”
David Walsh, Ph.D., penulis No: Why Kids — Of All Ages — Need to Hear It and Ways Parents Can Say It, menyarankan agar para orangtua tidak memenuhi permintaan anak-anaknya untuk mengonsumsi junk food seperti permen atau es krim misalnya. Anda bisa memberikannya alternatif lain seperti yogurt. Hindari pula menjanjikan sesuatu pada anak, seperti ‘Mungkin besok kamu boleh makan itu’. “Balita memang belum bisa memahami arti waktu dengan baik, jadi sebaiknya Anda tak usah menjanjikan sesuatu padanya di lain waktu. Balita hanya mau apa yang inginkan diberikan saat itu juga, jadi sebagai orangtua, Anda harus bisa menenangkannya sebaik mungkin dengan menawarkan snack sehat sebagai pilihan lain. Jadi anak tetap mendapatkan hal lain lebih baik,” ujar Dr. Walsh
2. “Makanan itu untuk dimakan, bukan untuk dibuang-buang.”
Si Kecil mungkin akan lebih suka bermain dengan makanan yang Anda berikan karena ia masih belum terlalu lapar. Jadi makanan yang Anda berikan malah akan jadi mainan baginya. Daripada meneriakinya karena kesal, lebih baik ambil mangkok makanan tadi dan jelaskan mengapa ia tak boleh membuang makanannya. “Begitu pula saat anak-anak melompat-lompat di atas tempat tidur, jelaskan pada mereka ‘Tempat tidur itu digunakan untuk tidur dan beristirahat, bukan untuk lompat-lompatan’. Dan bila ia langsung patuh dengan larangan halus Anda tadi, maka jangan ragu memberinya pujian,” ujar Linda Shook Sorkin, a licensed marriage and family therapist and expert contributor dari KidPointz.com
3. “Jangan hancurkan Lego-nya. Yuk, Mama ajarkan bagaimana memainkannya.”
Menurut Fran Walfish, Psy.D., penulis buku The Self-Aware Parent: Resolving Conflict and Building a Better Bond with Your Child, bila Anda penasaran kenapa Si Kecil suka sekali menghancurkan permainan Lego Sang Kakak yang sudah susah payah ia bangun, maka jawabannya tak selalu karena ia cemburu dengan Sang Kakak. Bisa jadi malah ia tak sengaja melakukannya. “Kemungkinan sebenarnya ia tidak cemburu dengan kemampuan kakaknya yang bisa membangun menara atau pesawat dari Lego. Bisa jadi sebenarnya ia hanya melihat apa yang dikerjakan Sang Kakak adalah sesuatu yang seru untuk dihancurkan,” ujar Dr. Walfish. Kebanyakan anak benci saat didikte, sebagian anak menginginkan lebih dari yang ada. Ajarkan ia berempati dengan mengajaknya bermain bersama dan menunjukkan bagaimana cara memainkannya. Dengan begitu ia tidak akan mengganggu permainan kakaknya lagi.
4. “Ia harus tumbuh, jadi jangan merusaknya.”
Jika Anda mendapati Si Kecil merusak tanaman atau menarik buntut kucing peliharaan Anda, jelaskan padanya kalau mereka adalah makhluk hidup juga seperti dirinya. ‘Bila kamu merusak bunga atau menyakiti hewan peliharaan, maka kamu menyakitinya dan membatasi pertumbuhannya,’ mengatakan ini pada Si Kecil akan menumbuhkan empati dan kepeduliannya pada sesa=ame makhluk hidup. “Beri tanggung jawab pada anak untuk belajar bahwa tanaman dan binatang harus diperlakukan dengan baik,” ujar Marva Soogrim, nanny yang jadi favorit para selebriti kelas atas seperti Reese Witherspoon, Julia Roberts, dan Courteney Cox, yang juga pendiri MarvalousBabies.com.
5. “Kita menggunakan kata-kata, bukan dengan tangan.”
Ini adalah pendekatan paling tepat pada anak selain mengatakan ‘Jangan pukul adikmu’. “Kemampuan balita memahami arti kata ‘jangan menyakiti’ masih terbatas. Sangat penting untuk menghentikan sikap agresifnya secepat mungkin dan jelaskan secara perlahan dan lembut apa yang Anda inginkan darinya dengan mengatakan ‘Kita tidak memukul saat sedang marah’” jelas Shook Sorkin. Kebiasaan Si Kecil yang suka memukul ini merupakan caranya mengekspresikan rasa frustasi atau amarahnya. “Minta ia berpelukan dengan kakak atau adiknya sebagai salah satu cara menumbuhkan rasa kasih sayang di antara keduanya. Redam amarahnya saat ia sedang emosi atau tanyakan apa yang mereka inginkan saat mereka sedang terlihat tidak bahagia,” ujarnya lagi. Cara lainnya, saat Si Kecil emosi, cari tahu apa penyebabnya dan cobalah membantunya mencari solusi atas masalahnya.
6. “Mama tak mengerti apa yang kamu inginkan kalau kamu hanya merengek saja. Katakan pada mama dengan cara baik.”
“Saat Si Kecil mulai memahami kata-kata baru, maka ia akan mulai merengek, protes, atau bahkan merajuk minta sesuatu pada Anda. Hindari mengucapkan kalimat, ‘Berhenti merengek’ atau ‘Kita tidak boleh merengek’. Melainkan semangati ia berkomunikasi dengan cara simpel,” jelas Richard Bromfield, Ph.D., penulis How to Unspoil Your Child Fast. Sebaiknya Anda mengatakan padanya secara baik-baik, ‘Mama tidak mengerti kalau kamu mengatakannya sambil merengek’. Ini akan memancing Si Kecil berbicara secara normal tanpa sambil merengek.
7. “Awas! Mama akan datangi kamu.”
Tertawa adalah salah satu cara ampuh mendisiplinkan anak dengan cara lembut. “Mendisiplinkan anak dengan cara yang santai dan humoris merupakan strategi jitu yang bisa Anda gunakan untuk menghadapi anak yang keras kepala dan mudah emosi,” urai Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., penulis buku What About Me? 12 Ways to Get Your Parents’ Attention (Without Hitting Your Sister). Anak kecil suka sekali tertawa, maka lakukanlah hal konyol yang bisa membuatnya senang dan merasa diperhatikan, dengan begitu mereka akan lebih mudah bekerjasama dengan Anda. Seperti, ‘Tunggu jari-jari Mama yang akan mengelitikimu ya, Sayang…’. Dan saat Anak Anda bermain bola di dalam rumah, Anda bisa mengejarnya ke sekeliling rumah sambil memintanya berhenti atau Anda akan mengelitikinya.
8. “Bisakah Mama meminta handphone Mama? Kamu bisa memainkan permainan ini.”
Si Kecil biasanya tak akan mau melepaskan ponsel Anda bahkan di saat sedang berdering. Maka, saat ingin meminta handphone Anda, segera alihkan dengan mainannya. “Lebih mudah bagi anak untuk menggantikan sesuatu barang yang ia inginkan dengan barang yang lain daripada Anda harus benar-benar menghentikannya,” jelas Dr. Kennedy-Moore.
9. “Tetap kenakan sepatu atau sandalmu. Kita hanya melepaskannya saat berada di dalam rumah.”
Saat Si Balita mulai bermain keluar rumah, maka tentunya Anda akan membiasakannya mengenakan sandal atau sepatu. Saat ia mulai tak betah dan ingin melepaskannya, daripada Anda mengatakan ‘Berhenti berusaha melepaskan sepatu / sandalmu’, lebih baik Anda mengutarakan apa yang diinginkan darinya. “Kita mengenakan baju renang di pantai, tidak di playground,” atau saat ia memanjat-manjat furnitur di rumah, katakan ‘Kursi itu untuk diduduki’ atau ‘Kalau kamu ingin berdiri, berdirilah di lantai.”
10. “Hentikan!” “Berbahaya!” atau “Panas!”
Terkadang, kata ‘tidak’ belum cukup untuk memberitahukan Si Kecil tentang arti bahaya. Sebaliknya, gantikan dengan hal lain yang dapat mengartikan hal sama. Seperti saat ia mendekati kompor yang sedang menyala, maka Anda bisa segera menunjukkan mimik wajah takut atau segera mengangkatnya menjauh dari situ. (Tammy Febriani/LD/Photo: IStockphoto.com)