Health

Kenali Impetigo pada Balita

By  | 

Bila Anda mendapati kulit Si Kecil melepuh seperti cacar, jangan langsung berpikir anak Anda terserang cacar air ya, Mamas. Bisa jadi ia terkena impetigo. Apakah Anda pernah mendengar tentang penyakit ini sebelumnya? Jika belum, yuk, ketahui lebih lanjut tentang impetigo ini.

Pengertian Impetigo
Impetigo merupakan suatu penyakit kulit yang sangat menular dan disebabkan oleh kuman. Penyakit ini hanya terjadi pada lapisan kulit dermis (jangat). Biasanya tak disertai gejala infeksi pada tubuh manusia seperti demam, nyeri, lesu,dan lainnya.

Gejala
Berdasarkan gejalanya, impetigo dibagi menjadi dua, yaitu impetigo bulosa/vesiko bulosa (cacar monyet atau cacar api) dan impetigo krustosa/kontagiosa (istilah awamnya, cacar madu).

Impetigo bulosa ditandai dengan kulit melepuh dan berisi cairan. Sedangkan impetigo krustosa ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah, seperti luka yang meninggalkan kerak berwarna kuning kecokelatan. Meski tidak melepuh, impetigo krustosa lebih menular dibandingkan impetigo bulosa. Kendati disebut cacar, tapi tak sama dengan cacar air karena cacar air disebabkan virus.

Impetigo krustosa atau cacar madu merupakan kelainan yang terjadi di sekitar lubang hidung dan mulut. Cirinya: kemerahan kulit dan lepuh yang cepat memecah, hingga meninggalkan keropeng tebal warna kuning serupa madu. Bila keropeng dilepaskan, terlihat luka lecet di bawahnya.

Sedangkan impetigo bulosa atau cacar api sering terjadi di ketiak, dada, dan punggung. Cirinya: kemerahan di kulit dan gelembung-gelembung (seperti kulit yang tersundut rokok hingga dikenal dengan cacar api), berisi nanah yang mudah pecah. Cacar api sangat mudah menular dan berpindah dari satu bagian kulit ke bagian lain, seperti monyet bila berpindah pohon. Itu sebabnya disebut juga sebagai cacar monyet. Jika terjadi pada newborn, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Kelainan ini dapat disertai demam dan menimbulkan infeksi serius.

Gejala impetigo tidak langsung muncul setelah penderita terinfeksi, namun gejala biasanya baru terlihat setelah 4-10 hari terpapar bakteri. Umumnya jenis impetigo yang lebih sering menjangkiti adalah impetigo krustosa.

Penyebab Impetigo
Penyebab penyakit impetigo adalah bakteri staphylococcus aureus atau streptococcus pyogenes. Penularan bakteri ini dapat terjadi melalui kontak fisik langsung dengan penderita atau melalui perantara, seperti baju, handuk, dan sebagainya yang sebelumnya dipakai penderita.

Kuman akan lebih mudah menginfeksi seseorang jika orang tersebut memiliki luka sebelumnya, misalnya luka akibat gigitan serangga, terjatuh, atau teriris benda tajam. Bisa juga karena luka yang ditimbulkan infeksi kulit lain, seperti eksim, kudis, atau infeksi kutu.

Diagnosis impetigo
Untuk menilai apakah seseorang terkena impetigo atau tidak, biasanya tidak membutuhkan tes di laboratorium karena dokter dapat mendiagnosis penyakit ini hanya dari melihat ciri kulit yang terinfeksi.

Tes laboratorium biasanya dilakukan jika gejala pasien terus memburuk walau telah diberikan obat, untuk mengetahui apakah bakteri tersebut telah resisten terhadap antibiotik atau tidak, atau ketika dokter mencurigai pasien terkena kondisi lain, misalnya penyakit herpes. Herpes disebabkan virus, namun ciri-ciri luka yang timbul pada penyakit impetigo hampir mirip dengan herpes.

Pengobatan impetigo
Pengobatan utama impetigo adalah dengan menggunakan antibiotik. Antibiotiknya dibagi menjadi dua, yaitu antibiotik oles dan antibiotik minum. Antibiotik oles digunakan jika infeksi yang terjadi masih ringan, berada pada satu area, dan belum menyebar. Sedangkan antibiotik minum digunakan jika gejala impetigo tidak bisa ditangani lagi dengan antibiotik oles, makin berat dan menyebar.

Sebagian besar kasus impetigo bisa sembuh dalam jangka waktu hingga tiga minggu tanpa diobati. Namun tujuan pengobatan antibiotik adalah untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi risiko penularan terhadap orang lain. Biasakan mengonsumsi antibiotik sesuai dengan dosis yang direkomendasikan dokter ya, Mamas. Dan bila dalam jangka waktu seminggu belum mengalami perubahan positif pada gejala, temuilah dokter kembali.

Komplikasi impetigo
Jika tidak ditangani benar, impetigo dapat menyebabkan komplikasi seperti berikut:

  • Glomerulonefritis. Jika bakteri masuk ke dalam sistem limpa dan aliran darah, maka kesehatan organ ginjal juga dapat terancam. Salah satu komplikasi yang menyerang ginjal ini ditandai dengan sakit kepala atau mual yang terus memburuk, pembengkakan pada tubuh, serta perubahan pada urine.
  • Ecthyma. Kondisi ini merupakan perkembangan dari gejala impetigo yang sudah sangat parah, yaitu ketika infeksi menyebar lebih jauh ke dalam lapisan kulit dan dapat meninggalkan bekas luka permanen jika tidak diobati. Kulit penderita ecthyma akan dipenuhi bisul bernanah yang terasa sangat gatal, serta kerak-kerak berwarna cokelat gelap.
  • Selulitis. Serangan bakteri impetigo di lapisan kulit dalam juga bisa merusak jaringan kulit dan menyebabkan selulitis atau infeksi kulit lapisan dalam. Jika dibiarkan, bakteri bisa menyebar dari kulit ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
  • Sama seperti jaringan parut pada ecthyma, komplikasi berupa infeksi kulit dan gangguan ginjal juga sangat jarang terjadi. Namun apabila secara kebetulan Anda mengalaminya, maka kondisi ini harus ditangani serius dan segera karena jika tidak dapat berakibat fatal.

Mencegah penularan impetigo
Jika anak Anda bukan penderita impetigo dan ingin menghindari penyakit kulit ini, maka caranya cukup sederhana. Hindari bersentuhan fisik langsung dengan penderita atau berbagi penggunaan barang dengan mereka, seperti handuk, baju, kasur, atau peralatan makan. Selain itu jagalah kebersihan kulit anak, terutama jika anak Anda memiliki luka akibat teriris benda tajam, cakaran, atau bahkan luka akibat penyakit kulit lain, misalnya eksim. Sama halnya jika Anda atau anak Anda merupakan penderita impetigo, hindari menularkan penyakit ini dengan berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain.

Anda juga bisa mencuci barang-barang tersebut setelah digunakan agar kuman mati. Jangan lupa selalu mencuci tangan apabila selesai mengobati impetigo dengan antibiotik oles dan menutup luka impertigo dengan perban kasa.

Penularan impetigo pada anak rawan terjadi di sekolah atau taman bermain, sedangkan pada orang dewasa lebih rawan terjadi di kantor atau fasilitas umum olahraga. Karena itu hindarilah tempat-tempat tersebut selama impetigo Anda belum sembuh atau setidaknya dua hari setelah pengobatan dimulai. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)

Shares