Relationship

Cara Menghadapi Suami yang Tak Konsisten

By  | 

Hari ini bilang A, tiba-tiba esok hari pasangan bilang B. Hal ini tentu saja Anda menjadi bingung ya Mams, sebenarnya keputusan mana yang harus diambil. Apalagi jika menyangkut keluarga juga keputusan untuk Si Kecil. Hati-hati lho Mams, jika tidak segera diatasi, ketidakkonsistenan Si Dia dapat menjadi masalah besar dalam pernikahan Anda. Oleh karena itu, bagi Anda yang memiliki suami tidak konsisten, lakukan langkah berikut.

  • Bicarakan baik-baik. Bisa jadi suami Anda tidak menyadari bahwa ia kerap tak konsisten dalam berbicara maupun bersikap. Tugas Mamas adalah memberitahu padanya ia seringkali membuat Anda bingung akibat sikapnya yang tak konsisten. Jika pasangan sudah mengetahui bahwa ia memiliki sifat tersebut, ia bisa aware dan mulai melakukan perubahan pada dirinya sendiri.
  • Informasikan dampak negatif dari sikap tidak konsisten. Anda juga harus memberitahu padanya efek negatif sikap tersebut. Tak hanya berbahaya bagi pernikahan, tidak konsisten juga dapat mengganggu perkembangan anak-anak. Pasalnya, hal nomor satu yang harus orangtua miliki dalam mendidik dan membesarkan anak adalah konsistensi. Nah jika dalam segala hal saja ia sudah tidak konsisten, bagaimana ia bisa mengasuh dan mendidik Si Kecil ke depannya?
  • Rekam pernyataannya. Orang yang tidak konsisten kerap bersikap defensif dan seringkali marah jika Anda mengungkit omongannya di waktu lalu. Hal ini dapat menyebabkan pertengkaran lho Mams. Sering juga ia lupa atau bisa jadi pura-pura lupa dengan pernyataannya sendiri. Bersikap tegas dengan merekam pernyataannya apalagi yang Anda nilai penting akan sangat berguna sebagai bahan bukti. Memang sih kok Anda jadi seperti detektif ya, namun demi kebaikan bersama tidak ada salahnya dicoba Mams. Hal ini bisa menjadi terapi juga bagi pasangan, kan ia juga yang rugi jika terus-terusan memiliki sikap tidak konsisten.
  • Minta bantuan ahli. Ego setiap pria memang berbeda, beberapa pria tetap saja berkilah meskipun Anda sudah memiliki bukti pembicaraan yang lalu. Kalau sudah begini ada baiknya Anda berdua berkonsultasi ke psikolog pernikahan dan mencari solusi bersama.. (Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)

Shares