Health
Hepatitis B pada Calon Mama
Mams to be, bukan tak mungkin bagi wanita penderita hepatitis B untuk hamil. Selama calon mama memeriksakan rutin kehamilannya dan benar-benar memahami tentang penyakit ini, maka Anda bisa melahirkan dengan sehat dan selamat.
Pengertian
Hepatitis B merupakan penyakit peradangan pada organ hati yang disebabkan virus hepatitis B (HBV). Penyakit ini seringkali juga dikenal sebagai sakit liver.
Gejala
Seseorang dengan infeksi akut virus hepatitis B memiliki gejala seperti:
– Kehilangan nafsu makan.
– Badan terasa lemah
– Nyeri pada ulu hati.
– Mual.
– Muntah.
– Demam.
– Warna urine tampak seperti air teh yang pekat.
– Mata terlihat kekuningan.
Diagnosis
Anda diketahui mengidap hepatitis B bila ditemukan HBsAg positif dalam pemeriksaan darah.
Penularan
Penyakit ini menular melalui beberapa hal berikut:
– Hubungan seksual.
– Pengguna obat-obatan dengan jarum suntik terkontaminasi.
– Tato.
– Tranfusi darah.
Komplikasi
Masa inkubasi virus ini dari mulai terpapar hingga menimbulkan gejala berkisar antara enam minggu hingga enam bulan. Jika dibiarkan berlanjut, penyakit bisa semakin parah, dimana sel-sel hati akan mengalami pengerasan yang disebut sirosis hepatis. Tak jarang pula hepatitis B ini bisa menjadi penyebab kanker hati. Pada kedua keadaan tersebut harapan hidup pasien akan jadi sangat rendah.
Hepatitis B pada Kehamilan
Pada penderita hepatitis B, kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis. Tapi jika terjadi infeksi akut pada kehamilan, terutama pada trimester akhir kehamilan, maka dapat mengakibatkan terjadinya hepatitis fulminan, yaitu inflamasi (peradangan) dan kerusakan jaringan hati yang menyebabkan hati tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini dapat menimbulkan risiko kematian tinggi bagi ibu dan bayi.
Adapun ibu yang menderita hepatitis B kronis tetap bisa mengandung calon bayinya. Namun yang terpenting ialah perawatan penyakit hepatitis B ini dapat terkontrol dengan baik.
Penularan virus dari ibu ke bayi memang dapat terjadi. Biasanya penularan terjadi melalui:
– Plasenta.
– Kontaminasi dengan darah.
– Kotoran ibu ketika persalinan.
– Kontak langsung ibu dengan bayi setelah melahirkan.
Untuk itu kesadaran dalam memeriksakan kandungan dan pengetahuan cukup tentang penyakit ini sangatlah penting bagi ibu hamil penderita hepatitis B.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan:
- Skrining. Skrining HBsAG pada ibu hamil dilakukan terutama pada daerah yang terdapat prevalensi tinggi. Hasil skrining sangat menentukan tindakan selanjutnya bagi ibu seperti pemberian obat antiviral oleh dokter bila dianggap perlu.
- Imunisasi. Penularan hepatitis B dari ibu ke bayi sebagian besar dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Pemberian vaksinasi HB pada bayi diberikan pada hari ke-0, umur sehari, dan enam bulan.
Persalinan
Pada ibu hamil penderita hepatitis B, penentuan jenis persalinan akan ditentukan dokter. Pada ibu dengan tingkat keparahan virus hepatitis B rendah, ia dapat melahirkan normal dengan syarat persalinan jangan dibiarkan terlalu lama, yaitu lebih dari 16 jam. Jika persalinan berlangsung lebih dari waktu tersebut maka harus segera dilakukan persalinan Caesar. Begitu pula halnya pada ibu dengan tingkat keparahan virus yang tinggi, persalinan akan dilakukan dengan Caesar juga. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)