Health
Saat Calon Mama Alami Hidramnion
Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi ketika jumlah air ketuban melebihi batas normal. Hidramnion ini adalah kebalikan dari oligo hidramnion yaitu kekurangan air ketuban. Mamas to be, jumlah air ketuban memang akan terus bertambah sampai usia kandungan mencapai 28 – 32 minggu, setelah itu selama 37 – 40 minggu jumlah cairan akan stabil. Pada kehamilan sekitar 33 minggu, volume air ketuban sekitar 1-1,5 liter yang berangsur berkurang hingga kehamilan cukup bulan (40 minggu). Pada kasus hidramnion, volume bisa mencapai 3-5 liter yang umumnya terjadi setelah umur kehamilan mencapai 22 minggu atau sekitar 5 bulan. Hidramnion diketahui terjadi pada 1% kehamilan.
Hidramnion bisa mengakibatkan:
– Peregangan rahim yang dapat memicu kontraksi sebelum waktunya.
– Menekan diafragma ibu sehingga terjadi gangguan pernapasan.
– Hipertensi.
– Persalinan Caesar dan prematur.
– Letak janin tak normal dan menurunnya kesejahteraan janin.
– Komplikasi persalinan, seperti perdarahan paska persalinan.
– Komplikasi plasenta terlepas dari perlekatannya.
– Kematian janin dalam kandungan.
Tanda-tanda hidramnion:
– Kandungan cepat sekali membesar.
– Pertambahan lingkar perut dan tinggi rahim terlihat begitu cepat.
– Pada kasus hidramnion ekstrem, pembesaran perut biasanya berlebihan sehingga dinding perut menjadi sedemikian tipis dan pembuluh darah di bawah kulit terlihat.
– Lapisan kulit pecah, sehingga tampak guratan nyata pada permukaan perut.
– Muncul keluhan seperti sesak napas/gangguan pernapasan berat, pertambahan berat badan berlebih, dan bengkak di sekujur tubuh.
– Suara denyut jantung janin terdengar jauh karena letaknya jadi cukup jauh dari permukaan.
Penyebab hidramnion:
– Produksi air seni janin berlebihan.
– Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, seperti hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal, dan saluran kencing kongenital.
– Terjadi sumbatan/penyempitan saluran cerna pada janin sehingga ia tidak bisa menelan air ketuban.
– Kehamilan kembar, karena ada dua janin yang menghasilkan urine.
– Terjadi infeksi.
– Ada hambatan pertumbuhan pada sistem saraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan.
– Ibu hamil menderita diabetes yang tidak terkontrol.
– Ketidakcocokan rhesus.
Pengobatan:
Bila hidramniom sampai menimbulkan sesak, dan setelah melalui pemeriksaan jumlah air ketubannya memang sangat banyak, maka akan dilakukan penyedotan. Langkah ini dikenal dengan istilah amniosintesis.
Pengambilan kelebihan air ketuban dengan disedot ini dilakukan beberapa kali. Setiap penyedotan diambil 500 cc per jamnya. Langkah ini dilakukan sampai diperoleh jumlah air ketuban yang normal.
Selain disedot, bisa juga diatasi dengan pemberian obat-obatan. Namun, langkah satu ini jarang sekali dilakukan mengingat ada bayi dalam kandungan yang mungkin saja dapat terpapar obat-obatan. Maka penggunaan obat biasanya memang sangat tidak disarankan. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)