Health
Yang Harus Anda Tahu tentang Kelainan Tali Pusat pada Janin
Seberapa jauh pengetahuan Anda mengenai tali pusat? Tali pusat merupakan penghubung antara janin dengan plasenta, sehingga janin bisa ‘makan’ dan ‘bernapas’. Dan tali pusat ini bisa bermasalah lho, Mams to be. Mengingat tugasnya sebagai pembawa nutrisi dan oksigen pada janin, maka bila sampai terjadi kelainan tali pusat, ini bisa berbahaya bagi pertumbuhan janin. Dan yang berbahaya adalah, ibu hamil tidak merasakan apapun saat terjadi kelainan ini. Paling Anda hanya akan merasa kalau gerakan janin dalam kandungan tak seaktif biasanya. Umumnya janin bergerak minimal sepuluh kali dalam rentang waktu sepuluh jam. Jadi bila Anda merasa gerakan janin berkurang, segera periksakan ke rumah sakit!
Berikut merupakan kelainan tali pusat yang mungkin terjadi selama kehamilan:
– Kelainan ukuran. Rata-rata panjang tali pusat adalah antara 50-80 cm dengan diameter 1-2 cm. Dan kelainan yang terjadi pada panjang tali pusat biasanya karena ukurannya tak melebihi 50cm. Kondisi tali pusat yang pendek ini, bisa mengakibatkan janin sulit lahir. Namun bisa juga terjadi sebaliknya, ukuran tali pusat justru terlalu panjang, hingga dapat melilit leher janin. Adapun, janin yang terlilit tali pusat sebanyak satu kali, 90 persen dapat lahir secara normal. Bagi janin yang terlilit tali pusat hingga dua kali, 50 persen diantaranya dapat lahir normal. Sedangkan janin yang terlilit tali pusat hingga tiga kali, kemungkinan lahir secara normal hanya sebesar 20 persen saja. Selain ukuran panjang, bisa juga terjadi diameter tali pusat kecil, hingga aliran oksigen dan nutrisi bagi janin tak optimal. Dan ini juga berbahaya, Mams to be.
– Fetal Homicide. Tangan janin memiliki refleks memegang saat dirasa ada yang menyentuhnya. Dan bila tali pusat menyentuhnya, ia akan langsung menggenggamnya. Nah, genggaman ini bisa menghalangi laju oksigen dan nutrisi ke tubuhnya. Bahkan kondisi seperti ini bisa membuat janin pingsan dan kemudian genggaman pun terlepas. Dan kondisi seperti ini bisa terjadi berulang lho, Mams to be. Akibatnya, janin bisa mengalami hipoksia, atau janin kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa mengakibatkan janin terkena celebral palsy saat ia lahir nanti.
– Kelainan pembuluh (single umbilical arteri). Tali pusat normal terdiri atas dua arteri dan satu vena. Dan pada single umbilical arteri, hanya terdapat satu arteri dan satu vena pada tali pusat. Pembuluh yang kurang ini menandakan adanya kelainan pada janin atau pada ibu. Kelainan ini bisa terdeteksi pada usia kehamilan 16 minggu. Dari hasil pemeriksaan ini, dokter harus mengetahui letak kelainannya, apakah adanya kelainan kromosom pada janin, ataukah kelainan pada pembuluh jantungnya. Ada juga kemungkinan Sang Mama mengidap diabetes.
– Tumor. Tumor juga bisa berada pada tali pusat. Selain berakibat terjadi kelainan pada janin, tumor juga bisa mendesak pembuluh darah janin. Sebenarnya tumor di tali pusat ini bisa dilihat dan didiagnosa, namun tak ada tindakan yang bisa dilakukan dokter untuk menanganinya, terlebih pada kehamilan kurang dari 34 minggu. Kelainan pada janin masih bisa ditangani, namun sayangnya tak ada cara menangani tumor pada tali pusat.
– Terpilin. Tali pusat berbentuk seperti kabel telepon. Jika janin bergerak memanjang, maka vena akan terjepit dan aliran oksigen bagi janin akan berkurang. Kondisi ini bisa diketahui dengan melakukan USG, walau tetap sulit mengetahui apakah ada pengaruhnya bagi janin.
– Terpuntir. Tali pusat yang terpuntir atau bahkan bisa tersimpul mati ini, bisa terjadi karena janin banyak bergerak dan gerakannya tak terkontrol. Tali pusat yang terpuntir ini sulit dideteksi USG, dan ini sangat berbahaya bagi janin. Kondisi ini bisa menyebabkan aliran darah terjepit dan janin bisa meninggal. Bila kondisi ini terjadi pada janin yang sudah cukup matang, maka ia harus dilahirkan.
Jadi, untuk mengetahui kondisi janin bisa dikatakan sehat atau tidak, bisa Anda ketahui dari aktif atau tidaknya gerak bayi. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)