Parenting

Yuk Cegah Anak Jadi Korban Bully!

By  | 

Akhir-akhir ini kita seringkali mendengar kabar tentang bullying baik di kalangan remaja maupun anak-anak usia sekolah. Tindakan ini dilakukan guna mendapatkan kekuasaan misalnya popularitas. Bentuk bullying bisa bermacam-macam, ada yang secara mental, misalnya mencela kekurangan fisik seseorang atau menyebarkan rumor yang menyebabkan anak tersebut ditertawakan orang banyak. Bisa juga dalam bentuk fisik seperti memukul. Biasanya anak yang menjadi korban bully adalah anak yang tidak memiliki kemampuan untuk melawan, entah karena fisiknya yang lemah atau mentalnya yang kurang kuat. Agar anak Anda tidak menjadi korban bully, lakukan hal ini:

1. Ciptakan lingkungan keluarga yang nyaman. Cara terefektif membuat anak Anda tidak menjadi korban bully maupun pelaku bullying adalah dengan memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang daripada menjadi orangtua otoriter. Anak-anak mempelajari mengenai hubungan antar manusia dari keluarga. Pastikan Anda tidak melakukan kekerasan fisik jika ia berbuat salah. Jangan khawatir, Anda masih bisa menanamkan jiwa disiplin karena hal tersebut dapat dilakukan dengan cara positif kok.
2. Tetap dekat dengan anak juga merupakan kunci terhindarnya anak menjadi korban bully. Anak yang kesepian rentan menjadi korban bully. Ciptakan komunikasi yang terbuka dengan Si Kecil ya.
3. Beri contoh padanya. Jika Anda orang yang mudah mengalah dan nrimo, dan kemudian merasa kesal sendiri, anak Anda akan mempelajari sikap tersebut dan merasa hal itu wajar dilakukan. Ada baiknya Anda juga memberi contoh bahwa Anda tidak bisa dibully.
4. Ajari anak cara bersosialisasi. Pada umumnya korban bully adalah anak yang pendiam dan lemah. Oleh karena itu, Anda harus menanamkan cara bersosialisasi pada anak agar ia memiliki dukungan dari teman terdekat jika ada yang mencoba mem-bullynya.
5. Ajari konsep bully melalui role playing. Ajak anak mengenali tanda-tanda bully melalui permainan peran. Misalnya gunakan media boneka atau mainan. Ajari anak untuk memiliki wibawa dan harga diri agar ia tidak mudah diperdaya oleh orang yang suka mem-bully.
6. Yang terakhir, ajari anak tidak tertawa jika ada anak yang di-bully. Hal ini sangat penting untuk menghilangkan bullying karena bullying terjadi akibat ada ‘penonton’. Pelaku bullying merasa berhasil mem-bully karena ada yang menyaksikan dan menyetujui perbuatannya. Jika ia merasa tidak ada yang tertarik dengan perilaku tersebut, ia merasa usahanya untuk mendapat power akan sia-sia. (Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)

Shares