Mind
Tip Menghalau Emotional Eating
Pernahkah Anda mendengar istilah ‘emotional eating’, Mamas? ‘Emotional eating’ adalah kondisi di mana hasrat untuk makan dipicu oleh kondisi emosi tak stabil. Tidak sedikit lho, orang yang melampiaskan kemarahan atau emosinya lewat makanan. Bahkan ketika tak merasa lapar sekalipun, hasrat untuk makan seringkali muncul saat emosi sedang tidak stabil, termasuk Anda para new moms. Menurut penelitian, tekanan yang dirasakan para ibu mama dapat memengaruhi pola makan mereka.
Banyak orang berusaha melupakan stres dengan makan berlebihan, dan mereka berpikir bahwa itu adalah satu-satunya cara mengatasi stres. Dan biasanya, makanan yang dikonsumsi adalah makanan tidak sehat, seperti yang terlalu manis atau terlalu asin. Dan tentu saja hal itu dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes, obesitas, hingga hipertensi. You are what you eat, Mams, jadi bila Anda merasa Anda termasuk dalam kategori ini, sebaiknya segera ubah kebiasaan Anda dengan beberapa hal berikut:
- Kontrol keinginan. Mulailah mengontrol keinginan dan emosi untuk makan di dalam diri Anda. Sisihkan waktu selama beberapa menit untuk bertanya kepada diri sendiri apa alasan untuk makan saat itu, dan haruskah Anda memakannya? Cara ini akan membantu Anda membedakan antar kebutuhan dan keinginan. Dan bila cara ini dirasa cukup sulit, Anda bisa coba cara lain dengan mengurangi porsinya. Secara bertahap Anda Anda akan dapat mengontrol dan mengendalikan emosi Anda.
- Seimbangkan pola makan. Tak harus menyiksa diri dengan membuat banyak pantangan. Bila memang Anda sedang merasa sangat tertekan, Anda tetap bisa memanjakan diri dengan makan camilan favorit, namun dengan porsi lebih kecil. Atau bila makanan favorit termasuk makanan yang kurang sehat, makanlah camilan sehat yang bernutrisi tinggi. Buah dan camilan dari kacang-kacangan baik untuk Anda.
- Tetap aktif. Saat Anda tergoda untuk makan, alihkan keinginan ini dengan banyak bergerak. Tetaplah aktif dengan hal-hal ringan seperti jalan di tempat, atau sedikit melakukan gerakan yoga selama 10 menit. Selain menyegarkan tubuh, cara ini juga efektif mengalihkan pikiran Anda ke makanan.
- Istirahat cukup. Menurut ahli nutrisi, ketika Anda mengonsumsi makanan manis setelah melalui hari yang melelahkan, tubuh akan mengeluarkan zat dopamine yang mampu memancing saraf otak dan memberi efek menyenangkan. Faktor lainnya yang memengaruhi Anda mengonsumsi makanan atau minuman manis adalah kortisol atau juga dikenal sebagai hormon stres. Pada ibu baru, hormon ini bisa meningkat pada Anda yang kelelahan dan kurang tidur. Dan para ahli juga mengatakan bahwa saat tidur atau beristirahat, tubuh akan mengumpulkan energi. Oleh karena itu, bila Anda kurang istirahat, tubuh cenderung menginginkan makanan manis untuk memberikan energi pengganti bagi tubuh. Jadi, titipkan Si Kecil pada orang yang dapat dipercaya sementara Anda bisa tidur atau istirahat.
- Cari solusi. Saat Anda sedang tertekan, alih-alih memikirkan makanan, bagaimana bila mencoba mencari tahu apa penyebab masalah Anda. Buat catatan apa saja yang jadi penyebab masalah dan coba cari solusi bagaimana cara mengatasinya. Cara ini dipercaya dapat mengubah mood menjadi lebih baik. Namun bila Anda merasa masalah yang Anda hadapi tak mampu untuk diatasi seorang diri, berbicara dengan orang terdekat bisa menjadi salah satu cara mengurangi stres. Pasangan, sahabat, atau orangtua bisa menjadi tempat Anda untuk berbagi. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)