Health

Kenali Bahaya TBC pada Kehamilan

By  | 

Cuaca yang tidak menentu, iklim dan lingkungan yang lembap merupakan beberapa faktor penyebab berkembangnya penyakit TBC atau tuberkulosis. Dan kondisi fisik yang menurun saat hamil, membuat Anda lebih rentan terserang penyakit TBC. Bagaimana mencegahnya? Simak penjelasan berikut ini ya, Mams to be.

Apa Itu Penyakit TBC
TBC adalah penyakit menular dan menyerang paru-paru yang diakibatkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis. Dan untuk membuktikan apakah calon mama mengidapnya, harus melewati diagnosis dari dokter spesialis paru. Namun tentunya untuk ibu hamil, penggunaan X-Ray atau rontgen sebagai bagian pemeriksaan akan ditiadakan, karena dikhawatirkan akan berbahaya bagi janin.

Penyebab dan Diagnosis
Penularan penyakit TBC terjadi melalui udara, serta air liur pengidap yang terpapar ke orang lain melalui batuk, atau saat menyentuh paparan air liur yang menempel pada benda akibat bersin. Polusi udara, debu, dan orang-orang di sekitar dapat menjadi pemicu ibu hamil terjangkit penyakit ini. Jadi, bila ada keluarga yang didiagnosis penyakit ini dan sedang dalam perawatan, sebaiknya ibu hamil tidak tinggal seumah dengan Sang Pengidap agar tak tertular.

Gejala TBC yang akan dialami oleh Si Calon Mama adalah demam, meriang, lemas, lesu, dan tak nafsu makan. Gejala tersebut juga bisa mengacu pada anemia atau tanda kehamilan biasa yang mengakibatkan seringnya  terjadi kesalahan diagnosis oleh petugas kesehatan. Jadi, bila Moms to be merasa tubuh semakin kurus dan penggunaan AC pada malam hari saat tidur masih membuat Anda berkeringat, serta batuk-batuk yang dibarengi dengan darah, Anda patut waspada dan segeralah periksakan diri ke dokter.

Pencegahan dan Pengobatan
Pada kondisi cuaca yang tak menentu ini, sebaiknya selalu gunakan masker saat bepergian atau berada di tempat umum. Hindari bepergian di malam hari, dan jagalah kondisi kesehatan tubuh. Jaga asupan Anda agar selalu bergizi dan terpenuhi nutrisinya.

Saat ini, TBC dapat menyerang siapa saja. Polusi, iklim, dan cuaca yang tak menentu menjadi penyebabnya. Dan ibu hamil yang mengidap TBC, tidak hanya membahayakan dirinya saja, tetapi juga janin dalam kandungannya. Karena itu, deteksi dini pada penyakit ini sangatlah penting, agar Anda dan janin segera mendapatkan penanganan tepat.

Ibu hamil yang positif terkena TBC harus disiplin melakukan pengobatan tahap pertama yang aman bagi dirinya dan janin dalam kandungan. Bila  tidak disiplin, maka Andq akan berisiko mengalami kebal obat. Dan bila ini terjadi, maka bisa menimbulkan tantangan besar, karena obat-obatan pada tahap kedua sangat berbahaya bagi janin.

Ibu hamil yang mengidap TBC juga harus menjaga kebersihan secara teratur serta menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk dan bersin agar tak menyebarkan kuman TBC pada sekitar. Laporkan setiap efek samping yang Anda rasakan pada dokter, seperti pusing, mual, dan sebagainya.

TBC Rahim
Tak hanya menyerang paru-paru, TBC juga dapat menyerang tulang, otak, hingga tuba falopi atau saluran rahim. Pada TBC rahim, bakteri tuberculosis menyebabkan peradangan sehingga timbul tonjolan pada tuba falopi sehingga menyulitkan proses ovulasi atau proses pelepasan telur untuk dibuahi. Walau jarang terjadi, namun Anda patut waspada ya Mams to be. Karena, walau awalnya hanya menyerang paru-paru, namun saat kondisi tubuh menurun, bakteri dapat terbawa aliran darah menuju organ-organ lainnya.

Efek pada Janin
Jika bakteri hanya menyerang paru-paru ibu hamil, risiko pada janin tidaklah besar. Dan obat-obatan yang akan diberikan juga tak membahayakan janin. Namun bila sudah menyerang organ lain, maka ibu akan mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Menurut penelitian, ibu hamil yang mengidap TBC akan berisiko menjalani bedrest lebih tinggi, skor APGAR bayi rendah, serta bayi lahir dengan berat rendah. Dan bila TBC menular pada janin, yang mungkin terjadi adalah keguguran, pertumbuhan janin yang terhambat, dan terjadinya penularan TBC melalui cairan ketuban (TBC kongenital). TBC kongenital sudah bisa diketahui pada minggu ke – 2 dan ke – 3 kehidupan bayi. Bayi akan mengalami kelahiran prematur, gangguan napas, demam, berat lahir rendah, juga pembengkakan hati dan limpa. Hingga kini penyebab terjadinya TBC kongenital belum diketahui apakah bayi tertular saat masih dalam kandungan, atau setelah dilahirkan. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)    

Shares