Health

Bahaya dari Emboli Air Ketuban

By  | 

Anda tentu tahu ya Mams, bahwa banyak risiko yang dihadapi ibu saat hamil ataupun melahirkan, kan? Nah, salah satu risiko tersebut adalah terjadinya emboli air ketuban yang akan Smart Mama bahas lebih lengkap untuk Anda.

Pengertian Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban dapat diartikan sebagai kondisi masuknya air ketuban, atau bagian dari janin, seperti kulit yang terlepas, atau lemak janin, ke dalam jaringan pembuluh darah ibu hingga menciptakan emboli yang dapat menghalangi proses sirkulasi darah.

Gejala-Gejalanya
Dari contoh kasus yang ada menunjukkan bahwa emboli air ketuban tidak dapat diprediksi dan diagnosisnya sulit dibuktikan. Emboli air ketuban bisa muncul saat kehamilan, saat air ketuban pecah, saat persalinan (pengeluaran bayi), bahkan ada yang melaporkan 48 jam setelah persalinan selesai. Emboli ketuban dapat dikenali dari beberapa gejala berikut:

  • Turunnya tekanan darah secara tiba-tiba (syok).
  • Turunnya kesadaran.
  • Pembekuan darah tersemi (disseminated intravascular Coagulation/DIC).

Faktor Penyebab
Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya emboli air ketuban adalah:

  • Usia ibu yang lebih dari 35 tahun.
  • Persalinan Caesar.
  • Persalinan dengan vakum dan forceps.
  • Plasenta previa.
  • Solutio plasenta (lepasnya sebagian atau seluruh plasenta).
  • Jumlah air ketuban janin yang banyak (polihidramnion).
  • Eklampsia,
  • Luka pada bibir rahim.
  • Robekan pada rahim.
  • Gawat janin.

Emboli air ketuban sering terjadi pada proses persalinan karena selaput ketuban robek dan banyak pembuluh uterus yang terbuka. Cairan ketuban pun dapat leluasa masuk ke dalam pembuluh darah calon mama dan terbawa oleh aliran pembuluh vena menuju rongga jantung bagian kanan dan diteruskan ke arteria pulmonalis.

Bila emboli air ketuban menyumbat kedua arteri, kematian dapat segera terjadi. Namun bila hanya menyumbat salah satu arteri, kematian tidak langsung terjadi. Namun bila emboli air ketuban semakin meluas, maka kematian dapat terjadi dalam waktu beberapa jam hinggga beberapa hari kemudian. Efek lainnya adalah, untuk mengatasi adanya sumbatan ini, maka jantung berkontraksi lebih kuat, hingga lama kelamaan jantung lelah dan terjadi gagal jantung. Risiko lain yang dapat terjadi adalah terjadinya pendarahan.

Komplikasi
Komplikasi emboli air ketuban adalah kematian ibu. Dan karena kasus ini langka, sebagian besar kasus umumnya tidak terantisipasi dengan baik sehingga tindakan pertolongan tidak bisa dilakukan secara maksimal. Karenanya, bila terjadi saat sebelum persalinan, maka bayi akan meninggal juga.

Diagnosis emboli air ketuban dilakukan secara eksklusi (pengecualian). Bila tidak ada kondisi medis lain yang menyebabkan syok, DIC dan kejang, barulah emboli air ketuban disebut sebagai faktor penyebab. Inilah yang menjadi penyebab sulitnya mencari faktor risiko atau terapi yang efektif. Jika pasien berhasil selamat, maka ia akan dirawat di ICU untuk meningkatkan tekanan darah, mengobati DIC, dan mencegah kejang. Pengobatan ini dilakukan untuk menunggu hingga sistem organ tubuh kembali normal secara alami. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istock.com)

Shares