Career

Trik Atasi Sindiran Kinerja Wanita Hamil

By  | 

Sebagai wanita pekerja yang sedang hamil, Anda berhak medapatkan kelonggaran dalam beberapa hal, misalnya pulang on time dan tentu saja bebas dari tugas-tugas yang berbahaya bagi kehamilan. Hal ini tak hanya diatur berdasarkan kebijakan perusahaan melainkan memiliki dasar hukum yang jelas yakni dalam Undang-undang no. 13 tahun 2003 pasal 76 ayat 2. Isinya menyatakan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan wanita hamil jika pekerjaan tersebut berbahaya bagi kehamilannya. Dan pasal 3 Konvensi International Labor Organization (ILO) No. 183 tahun 2000 mewajibkan pemerintah serta pengusaha untuk menjamin para pekerja wanita yang sedang hamil bebas dari tugas-tugas yang membahayakan kehamilannya.

Meski demikian, banyak juga rekan kerja yang kerap mempertanyakan ‘keistimewaan’ tersebut. Apalagi jika rekan kerja tersebut belum pernah mengalami hal sama, mereka merasa beban pekerjaan menjadi tidak adil. Akhirnya timbul rasa iri yang berakhir dengan sindiran mulai dari halus hingga sedikit kasar. Untuk yang satu ini, teman saya sempat mengalaminya, ia merasa tersudut saat seorang rekan kerja protes pada manajemen perusahaan yang menuduh ia diperlakukan seperti ‘anak emas’ sejak hamil. Nah, bagaimana cara mengatasi rekan kerja yang seperti ini? Simak triknya.

  • Stay calm. Tak perlu emosi menghadapi rekan kerja seperti ini, biarkan saja ia ribut sendiri. Buat apa membuang energi untuk manusia heartless? Agar tetap tenang dan terhindar dari keributan, ada baiknya Anda menghindari rekan kerja tersebut untuk sementara waktu.
  • Bicarakan pada atasan dan manajemen. Ada baiknya Anda juga berbicara pada atasan atau manajemen. Tanyakan apakah kinerja Anda selama kehamilan menganggu alur kerja perusahaan. Minta atasan menilai prestasi Anda selama masa kehamilan. Jika tidak ada masalah dari atasan dan manajemen, kedudukan Anda semakin kuat, Anda sama sekali tidak perlu menggubrisnya.
  • Pahami sikapnya. Terkadang orang yang tidak pernah merasakan hamil memang tidak bisa berempati dengan wanita hamil. Bukan berarti Anda membenarkan sikapnya ya, tapi coba pahami latar belakangnya, mungkin Anda akan lebih mengerti sehingga dapat mengatasi rasa kesal kepadanya.
  • Ajak ia bicara. Tak ada salahnya mengajak ia berbicara secara baik-baik dan dewasa. Tanyakan apa untung rugi yang ia terima jika untuk sementara waktu selama masa kehamilan Anda memiliki keistimewaan tertentu. Dengarkan keluhannya dan cobalah mencari solusi bersama. Jika sambutannya kurang baik, well Mamas, mungkin ia memang unhappy person yang patut dikasihani jadi untuk apa dilayani, anggap saja ia angin lalu.

Tunjukkan prestasi kerja. Rekan kerja seperti ini memiliki potensi mencari kesalahan Anda. Oleh karena itu, jangan sampai lengah ya Mams, tetap kerja secara maksimal meskipun banyak keistimewaan yang diberikan kepada Anda. Tunjukkan pada Sang Rekan Kerja, atasan, maupun manajemen bahwa profesionalitas Anda tidak berubah meskipun Anda sedang mengandung. (Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)

 

Shares