Health
Infeksi Saluran Kencing, Rentan Terjadi Saat Hamil
Anda pernah mendengar ISK atau Infeksi Saluran Kencing, kan, Mamas? ISK ini sebetulnya bisa dialami setiap orang, baik wanita maupun pria, namun Anda yang tengah berbadan dua lebih berisiko untuk mengalaminya. Mengapa demikian? Ini karena perubahan hormon saat hamil menyebabkan perubahan pada saluran kencing/kemih sehingga memperbesar risiko timbulnya infeksi. Selain itu, rahim yang membesar seiring dengan membesarnya kandungan Anda dapat menekan saluran kencing sehingga menghambat aliran urine yang berakibat pada terjadinya infeksi.
Penyebab ISK umumnya adalah bakteri E. coli yang hidup di usus besar dan sekitar anus. Bakteri ini masuk melalui beberapa cara misalnya karena iritasi usai hubungan seksual, ketika Anda kurang bersih saat cebok setelah buang air kecil atau buang air besar, atau bisa juga bakteri ini masuk ketika ada noda feses yang tertinggal dan masuk ke vagina.
Lalu bagaimana gejala bila Anda terserang ISK?
- Sering ingin buang air kecil namun yang keluar hanya sedikit.
- Sakit seperti terbakar ketika buang air kecil.
- Air seni berwarna keruh atau ada sedikit darah yang ikut keluar.
- Ketidaknyamanan pada perut bagian bawah.
- Bisa disertai demam atau meriang.
Jika gejala seperti yang di atas Anda alami, tak ada salahnya Anda segera menemui dokter untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Mungkin dokter juga akan memberikan pengobatan berupa antibiotik selama 3-7 hari, tergantung dari berat ringannya penyakit Anda. Nah, sebelum Anda mengalami ISK, ada baiknya Anda melakukan upaya pencegahan ya, Mamas, yang bisa dilakukan dengan cara :
- Minum air putih minimal 8-10 gelas per hari.
- Cebok dengan arah dari depan ke belakang untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke saluran kemih.
- Sering-seringlah berganti celana dalam, khususnya bila sering lembap.
- Pakai celana dalam dari bahan katun yang bisa menyerap keringat.
- Hindari menggunakan celana terlalu ketat.
- Bersihkan vagina Anda dengan air bersih sesudah dan sebelum berhubungan seks.
- Hindari penggunaan sabun antiseptik di sekitar vagina. (Lenny Delima/Photo: Istockphoto.com)