Mind

Bila Harus Tinggal Serumah dengan Mertua

By  | 

Cukup banyak wanita menikah mengeluhkan hubungan mereka dengan mertua, apalagi jika Anda dan suami masih tinggal di ‘Pondok Mertua Indah’. Keluhan paling sering adalah mertua yang seringkali terlalu ikut campur dalam rumah tangga Anda dan pasangan. Apakah Anda salah satunya, Mamas? Yang jelas, Anda tak sendiri dan beberapa cerita dari Smart Mama berikut mungkin bisa membantu mengatasi masalah ‘klasik’ satu ini.

“Saat masih satu rumah dengan mertua, setiap hari saya selalu merasa kesal. Yang paling saya tidak suka adalah ketika mertua ikut campur dalam hal pola asuh saya terhadap anak. Entah itu tidak boleh menggunakan bedak seusai mandi hingga mengkritik pilihan makanan saya untuk Si Kecil. Untungnya suami memahami hal tersebut, dan kami pun berpikir untuk pindah dan tinggal di rumah sendiri tanpa ada yang harus mengatur rumah tangga kami.”
Tysa, 30 tahun, mama dari Kandita, 2 tahun

“Saya tinggal bersama mertua sudah hampir 2 tahun. Di awal tahun hubungan kami masih baik, namun lama-kelamaan saya mulai merasa mertua selalu ikut campur saat suami akan mengambil keputusan. Misalnya, saat kami berdiskusi soal keinginan pindah rumah, atau saat kami ingin membeli sesuatu yang menurut beliau kurang penting. Buat saya jika hal ini terus menerus terjadi, bukan tidak mungkin menganggu rumah tangga saya.”
Alisa, 33 tahun, mama dari Visya, 4 tahun

“Mungkin saya adalah menantu yang cukup sering ‘ribut’ dengan mertua, padahal kami hanya tinggal sementara karena rumah kami direnovasi sejak dua bulan lalu. Ada beberapa pola kebiasaan yang tidak sama dengan kebiasaan keluarga di rumah. Misalnya kebiasaan saya bangun pukul 07.00 pagi yang diprotes oleh mertua. Awalnya, saya sebal juga sih, tapi saya mulai belajar berkompromi dan sejauh ini masih berjalan lancar.”
Rivana, 29 mama dari Katrin, 3 tahun

Tip dari Smart Mama

Pengalaman para Smart Mama tersebut, bisa jadi membuat Anda mengangguk setuju sambil bergumam dalam hati, “Ih..ini mertua gue banget nih…Suami juga cuek aja lagi…”. Lalu sebaiknya bagaimana ya mengatasi hal tersebut? Intip tip ini ya.

1. Lihat sudut pandang suami. Saat Anda kesal dan diharuskan menempatkan diri di posisi orang lain, sudah pasti sulit. Namun penting Anda ingat, kalau suami sebenarnya berada di dua pilihan. Jadi Anda harus berusaha menempatkan diri pada posisi suami ya. Sebelum Anda minta suami melakukan sesuatu atas sikap ibunya, pikirkan dulu apa yang Anda akan buat jika menghadapi situasi tersebut. Bagaimana jika ternyata sikap menjengkelkan itu dilakukan ibu Anda? Sekali lagi, pikirkan dulu baik-baik sebelum berbuat suatu hal yang bisa memperburuk hubungan.

2.Pahami kemauan mertua. Saat mertua selalu mengkritik apapun atas apa yang Anda lakukan, cobalah pahami tujuannya. Kalau ia menginginkan hubungan Anda dan suami berakhir, Anda tentu harus sekuat tenaga memperkuat pernikahan. Salah satu caranya adalah dengan membuat suami bahagia dengan pernikahannya bersama Anda. Jika ia bahagia, tentu apapun yang dikatakan ibunya tidak akan mempengaruhinya.

3. Kompromi. Agar hubungan membaik, sebaiknya selalu diskusikan masalah Anda dengan suami. Minta suami untuk menciptakan batasan apa saja yang boleh mertua ikut campur dalam hubungan Anda. Katakan padanya untuk menyampaikan hasil diskusi itu pada ibunya. Dalam kompromi tersebut, usahakan jangan terlalu membuat perubahan besar. Kompromi itu sebaiknya juga tetap menguntungkan dari sisi mertua atau suami.(Yosi Avianti/LD/Photo:Istockphoto.com)

 

Shares