Health

Waspadai Eating Disorder

By  | 

Demi menjaga berat badan senantiasa ideal, terkadang seorang wanita terobsesi untuk tetap langsing namun kadang dengan menghalalkan segala cara. Hati-hati ya Mams, jangan sampai obsesi Anda berubah menjadi eating disorder atau penyimpangan pola makan yang berakhir dengan memburuknya kondisi kesehatan tubuh Anda. Simak pembahasan Smart Mama berikut.

Apa itu Eating Disorder?

Eating disorder adalah penyimpangan pola makan akibat keinginan tinggi untuk menurunkan berat badan secara drastis. Namun pada akhirnya merusak sistem tubuh serta gangguan mental. Umumnya penderita eating disorder bermasalah dengan kepercayaan diri dan merasa tidak setara dengan orang lain. Meskipun menurut National Association of Anorexia Nervosa and Associated Disorder, penyakit ini diderita oleh remaja wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan wanita dewasa juga mengalaminya. Apalagi bagi Anda yang merasa kelebihan berat badan paska melahirkan.

Jenis-jenis Eating Disorder

Anorexia Nervosa

Penderita anorexia nervosa berkeinginan mempertahankan berat badan di bawah normal. Ia selalu membatasi jumlah makan serta olahraga berlebihan. Obat pelangsing juga menjadi salah satu andalan penderita penyakit ini.

Gejala fisik: Berat badan turun secara ekstrem, pucat, insomnia, kulit kering, menstruasi tak teratur, konstipasi, tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, dehidrasi, serta osteoporosis.

Gejala emosi: Menyangkal rasa lapar, mudah marah, depresi, serta gairah seksual menurun.

Bulimia Nervosa

Penderita bulimia makan sebanyak-banyaknya kemudian memuntahkan kembali makanan tersebut atau berolahraga terlalu keras. Terkadang penderita juga menggunakan obat pencahar atau pelangsing untuk mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsinya.

Gejala fisik: Lemas, dehidrasi, berhenti menstruasi, pengeroposan gigi, dan masalah pada pencernaan,.

Gejala emosi: Depresi, selalu pergi ke toilet setelah makan, dan makan dalam jumlah berlebihan.

Binge Eating Disorder

Seseorang yang makan berlebihan tanpa dapat dikontrol, kemudian ia diet lagi lalu makan berlebihan lagi. Penderita penyakit ini bahkan sering makan di saat tidak lapar.

Gejala Sikap: Makan dalam jumlah besar secara cepat, menyembunyikan makanan dan menyantapnya secara diam-diam, serta terus makan meskipun sudah kenyang.

Gejala emosi: Merasa kesal setelah makan, merasa bersalah, dan depresi.

Menanggulangi Penderita Eating Disorder

Untuk menangani kasus eating disorder dibutuhkan kolaborasi antara tim medis dengan tim pskiatri dengan langkah sebagai berikut:

  1. Penanganan medis untuk membantu mengembalikan berat badan normal yang sehat, serta memperbaiki organ tubuh yang terganggu akibat gangguan pola makan.
  2. Psikoterapi, yakni membantu penderita mengalahkan keyakinannya tentang self image dan menanamkan kebiasaan makan serta pola pikir sehat.
  3. Terapi interpersonal untuk meningkatkan rasa percaya diri pada penderita.
  4. Dukungan keluarga agar penderita eating disorder merasa disupport untuk mengikuti pola hidup sehat. (Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)

Shares