Health
Preeklamsia, Bahaya Bila Dibiarkan
Kasus preeklamsia saat kehamilan sudah jamak terjadi di dunia. Mungkin Anda juga pernah atau sedang mengalami kondisi ini. Preeklamsia biasanya ditandai dengan tingginya tekanan darah dan kadar protein di dalam urine, dan umumnya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan. Lalu siapa yang berisiko mengalaminya? Preeklamsia bisa terjadi pada wanita dengan kehamilan pertama, wanita yang hamil kembar, wanita yang kakak perempuan atau ibunya pernah mengalami preeklamsia, wanita berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 40 tahun, serta wanita obesitas dengan BMI 30 ke atas.
Ada dua jenis preeklamsia, yaitu mild preeclampsia yang ditandai dengan tingginya tekanan darah dan protein di urine, serta mengalami dehidrasi. Sedangkan severe preeclampsia ditandai dengan sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, kelelahan, muntah, urine yang sedikit, sakit pada perut bagian bawah sebelah kanan, dan napas yang pendek. Bila seluruh gejala ini dialami oleh Anda, maka segera hubungi dokter kandungan Anda ya, Mam.
Bila tak ditangani lebih lanjut, preeklamsia ini bisa berbahaya baik buat Anda, Sang Mama, maupun Si Janin. Bila terlambat diobati, preeklamsia bisa membawa Anda pada komplikasi serius seperti penyakit jantung atau gagal ginjal. Sedangkan pada Si Janin, preeklampsia bisa menghalangi plasenta untnuk memeroleh asupan darah yang cukup. Ini tentu bisa berdampak negatif karena kekurangan asupan darah berarti Si Janin bisa kekurangan makanan dan oksigen pula sehingga mengakibatkan berat badannya rendah ketika ia lahir.
Hmm…Anda tentu tak ingin hal ini terjadi kan? Oleh karena itu yuk cegah preeklamsia dengan melakukan hal berikut :
- Pilih makanan berkadar garam rendah.
- Minum air putih minimal 8-10 gelas per hari.
- Kurangi konsumsi makanan yang digoreng dan junk food.
- Olahraga rutin
- Hindari konsumsi alkohol dan kafein.
- Cukup istirahat dengan waktu tidur minimal 8 jam perhari.
- Gerakkan kaki Anda sesering mungkin tiap hari. (Lenny Delima/ Photo : Istockphoto.com)